Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

POGI Belum Rekomendasikan Vaksinasi Covid-19 untuk Ibu Hamil, Ini Alasannya

KOMPAS.com - Hingga saat ini, Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) belum merekomendasikan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil.

Sementara itu, ibu menyusui diperbolehkan menjalani vaksinasi sepanjang tidak ada kontradiksi.

Hal ini diungkapkan POGI bersamaan dengan sejumlah rekomendasi lainnya, yakni:

1. Tenaga Kesehatan garis terdepan menjadi prioritas menerima vaksinasi covid-19

2. Ibu hamil dan menyusui termasuk populasi rentan yang harus dlindungi dengan cara mematuhi protokol 3M, serta suami atau anggota keluarga dewasa di rumah segera divaksinasi

3. Bagi perempuan yang berencana untuk mengikuti program kehamilan, disarankan untuk menunda dulu kehamilannya sampai mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Penundaan program kehamilan dapat dilakukan paling lama 1 bulan (4 minggu) setelah mendapatkan vaksinasi terakhir Covid-19, untuk menghindari KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).

4. Bagi perempuan yang tengah melaksanakan vaksinasi lain, dan diharapkan dapat tercapai titer yang tinggi dalam waktu singkat, maka dianjurkan untuk menyelesaikan vaksinasinya terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan vaksinasi Covid-19.

Pemberian vaksin lain, selanjutnya yang bersifat booster dapat ditunda setelah pemberian vaksinasi Covid-19 selesai.

Rekomendasi ini diberikan karena penelitian yang ada belum melibatkan ibu hamil. Alhasil, belum ada data ilmiah mengenai efektifitas maupun potensi bahaya pemberian vaksin covid-19 untuk ibu hamil dan menyusui.

Dokter Ari Kusuma Januarto, SpOG(K)-Obginsos selaku Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (PP POGI) berkata bahwa meski data mengenai pengaruh imunogenitas kehamilan dan ibu menyusui terhadap vaksin Covid-19 masih terbatas; namun secara teoritis, kehamilan tidak mengubah efikasi suatu vaksin.

Meski demikian hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan data, dapat terjadi transfer IgG dari ibu ke fetus sehingga bisa memberikan imunitas pasif pada neonatus.

Hasil uji klinis Coronavac atau Sinovac, misalnya. Sesuai dengan kelaziman pembuatan dan penelitian vaksin baru, tidak memasukkan ibu golongan ibu hamil dan menyusui pada peneliti fase 1, 2 dan 3.

Namun sejumlah badan dunia, organisasi profesi, lembaga kesehatan nasional maupun internasional terkait tentang vaksin Covid-19 yang memiliki reputasi terpercaya telah mengeluarkan rekomendasinya terkait vaksinasi pada ibu menyusui.

Di antaranya adalah Strategic advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) dari World Health Organization (WHO), Royal College of Obstetricians & Gynaecologists (RCOG), The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan PAPDI.

Menyangkut hal ini, dr Ari pun mengatakan, POGI mendorong untuk dapat terlaksananya penelitian berbasis pelayanan yang melibatkan ibu hamil dan menyusui pada fase 3 terutama dari kalangan tenaga Kesehatan sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh organisasi Kesehatan di dunia (FIGO dan WHO).

"Apalagi ibu hamil dan menyusui termasuk dalam kategori populasi yang rentan tertular virus ini," ujarnya.

Dokter Ari juga menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan terdapat perubahan pada rekomendasi POGI dalam perjalanannya, dikarenakan perkembangan yang dinamis dari Covid-19 dan ditemukan bukti-bukti ilmiah terbaru.

International Federation of Obstetrics and Gynecology (FIGO) juga telah memberikan penegasan secara kuat untuk mengikutsertakan ibu hamil dan menyusui pada fase 3 penelitian vaksin Covid-19 untuk seluruh produsen vaksin Covid-19.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/06/171116023/pogi-belum-rekomendasikan-vaksinasi-covid-19-untuk-ibu-hamil-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke