Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hujan Lebat Bersihkan Polusi Udara Jakarta, Gunung Gede Pangrango Terlihat

KOMPAS.com- Curah hujan lebat yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya, pada Selasa (16/2/2021) menyebabkan polusi udara di ibu kota turum dan memberikan pemandangan Gunung Gede Pangrango yang terlihat di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Foto pemandangan Gunung Gede Pangrango tersebut diunggah oleh akun @wibisono.ari, disertai caption "Pemandangan Gunung Gede Pangrango di Kemayoran Jakarta Pusat Pagi ini, menandakan Kualitas udara sedang bersih Jakartans".

Sebelumnya, disampaikan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Syaripudin, bahwa penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama pandemi Covid-19 berdampak positif bagi lingkungan, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Syaripudin mengatakan kualitas udara dan pandangan langit Jakarta yang tidak lagi berkabut karena polusi udara, membuat pemandangan Gunung Gede Pangrango terlihat di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Kendati PSBB turut andil dalam penurunan polusi udara, namun curah hujan yang tinggi ternyata berperan penting dalam membersihkan polutan yang ada di udara.

Hal itu disampaikan oleh Kadarsah, Koordinator Bidang Analisis Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/2/2021).

Selama penerapan PSBB yang kali pertama dilakukan pada April 2021, Kadarsah mengakui adanya penurunan partikulat polusi udara di wilayah Jakarta.

Bahkan, saat PSBB dilakukan baru-baru ini untuk menekan penyebaran virus corona, kualitas udara menunjukkan peningkatan.

"Ditambah hujan selama beberapa hari terakhir, sangat signifikan membersihkan partikulat itu, yang dalam bahasa (istilah) meteorologi dan klimatologi disebut dengan pengendapan basah atau wet deposition," jelas Kadarsah.

Hujan mencuci udara Jakarta

Kadarsah menjelaskan ada dua jenis debu yang diukur untuk menentukan tingkat polusi udara atau partikulat dalam udara dan atmosfer. Di antaranya partikulat debu 10 mikro meter (PM10) dan partikulat debu 2,5 mikro meter (PM2,5).

"PM2,5 itu debu halus yang bisa terhirup kita saat bernapas atau yang melayang-layang di udara," imbuh Kadarsah.

Lantas, bagaimana hujan lebat membersihkan polusi udara di Jakarta?

Saat hujan turun dengan sangat deras atau hujan lebat intensitas tinggi, maka tetesan airnya akan menurunkan polutan-polutan yang ada di udara.

Mekanisme pengendapan basah ini istilahnya melakukan pencucian atau pembersihan partikulat polusi di udara dengan curah hujan yang tinggi.

"Jadi, ketika ada hujan, partikulat yang 2,5 mikro dan 10 mikro itu, ketimpa butiran-butiran air hujan. Semakin deras (hujan) maka partikel-partikel debu akan semakin mengendap," papar Kadarsah.

Selanjutnya, ketika banyak partikulat yang diendapkan oleh hujan, maka, kata Kadarsah, terjadinya reaksi yang menyebabkan hujan asam.

"Ini adalah fenomena yang biasa dan sering terjadi," kata Kadarsah.

Berdasarkan data BMKG, Peta Observasi Curah Hujan Kemarin, 16 Februari 2021 mulai pukul 07.00 WIB hingga 17 Februari 2021 pukul 07.00 WIB, menunjukkan curah hujan tinggi di wilayah Jabodetabek, terutama wilayah Tangerang.

Curah hujan tinggi yang terjadi sebelumnya, juga menunjukkan angka yang cukup tinggi, sehingga semakin memperkuat proses wet deposition yang membersihkan polusi udara dan membuat langit Jakarta sangat cerah pada Rabu (17/2/2021) pagi.

Kendati demikian, pada pengukuran kualitas udara harian pada, Kamis (18/2/2021) menunjukkan peningkatan konsentrasi partikulat yang memasuki puncaknya pada pukul 12.00 WIB, atau di siang hari.

"Namun, dibandingkan dengan sebelum PSBB, konsentrasi polutan saat ini di Jakarta cenderung lebih rendah. Hujan sangat signifikan membersihkan polutan-polutan yang menyebabkan polusi udara," imbuh Kadarsah.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/18/180300623/hujan-lebat-bersihkan-polusi-udara-jakarta-gunung-gede-pangrango-terlihat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke