Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nikah Undang Mantan, Awas Buntut dan Risikonya Besar

KOMPAS.com - Video tentang pengantin perempuan menangis histeris hingga pingsan saat mantan hendak menyelamatinya di pelaminan viral.

Terlepas dari kejadian tersebut, belakangan banyak video-video yang beredar di sosial media menunjukkan mantan diundang ke acara pernikahan.

Apakah mengundang mantan baik dilakukan? Jika iya, apa yang perlu dipersiapkan?

Menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi psikolog klinis dewasa Baby Jim Aditya.

Psikolog yang akrab disapa Baby itu mengatakan, jika ingin mengundang mantan ke acara pernikahan hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui tujuannya untuk apa.

"Pertama-tama perlu ditanya dulu tujuannya apa ngundang mantan itu. Apa biar nanti instastory-nya seru atau apa," kata Baby kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2020).

Baby mengingatkan, risiko dan buntut dari mengundang mantan ke acara resepsi pernikahan besar dalam kehidupan rumah tangga kelak.

Risiko bukan hanya dirasakan oleh kedua pengantin saja, tapi juga orangtua kedua belah pihak yang menikah, saudara, hingga anak cucunya.

"Orangtua kedua belah pihak yang menikah harus dipikirkan juga. Apa enggak jadi malu, apa enggak jadi terbawa emosi kalau terjadi sesuatu?," kata dia

"Jadi harus pikir panjang, enggak hanya karena ingin bikin seru atau ingin bikin cerita di Facebook, di Instastory, di Twitter. Enggak bisa gitu. Karena itu menyangkut perasaan orang lain dan perasaan kita sendiri."

Untuk mengambil keputusan akan mengundang mantan atau tidak ke acara spesial seperti pernikahan, Baby berkata, sebaiknya dilakukan simulasi terlebih dahulu.

Dia memberi contoh, misalnya penganti perempuan ingin mengundang mantan dan pasangannya setuju.

Sebelum mengirim undangan ke mantan, baiknya membuat skenario kira-kira apa yang akan terjadi.

"Bisa saja dia (mantan) datang tidak dengan baik-baik. Bisa saja dia datang kecewa, menangis nggerung-nggerung, itu perlu dipikirin. Atau dia (mantan) datang dengan kejam, misalnya ngamuk-ngamuk, itu juga harus dipikiran skenario-skenario yang begitu," papar Baby.

"Atau mantannya bawa pacarnya yang baru, rasanya kita melihatnya gimana?Kemungkinan-kemungkinan itu perlu dipikirkan."

Bagaimana mengontrol emosinya?

Untuk mengontrol emosi, Baby mengatakan, pihak yang mengundang perlu berbicara dengan pasangan soal bagaimana kita mengekspresikan perasaan ketika si mantang datang.

"Apakah pura-pura enggak tahu menahu atau seperti apa. Pikirkan juga kemungkinan kalau kita pura-pura cuek kemudian mantan tidak terima," katanya.

Selain itu harus dipikirkan juga keluarga kedua belah pihak harus bersikap seperti apa ketika mantan datang.

Bagaimanapun, kata Baby, keluarga pasti pernah mengenal orang yang pernah menjalin hubungan dengan anaknya.

"Orangtua saya misalnya, pasti pernah kenal sama mantan saya. Kalau dia (datang ke acara pernikahan), terus mereka mau memperlakukannya bagaimana wong enggak jadi sama dia," ujarnya.

"Kemudian orangtua pasangan saya harus bagaimana dengan si mantan ini."

Dari pemikiran-pemikiran tersebut, Baby menyarankan bagi pasangan yang ingin menikah sebaiknya tidak usah mengundang mantan.

Pasalnya, kata Baby, pasangan mengambil langkah untuk menikah tentu ingin dimulai dengan hal yang baik, bukan dengan luka batin.

Jika awal pernikahan ada kejadian-kejadian yang tidak bisa dikontrol, apapun masalahnya, hal itu dapat dibahas terus menerus sepanjang pernikahan.

Kenapa mantan datang bisa jadi sangat emosi?

Baby berkata, semua kenangan manusia disimpan di alam bawah sadar. Apa yang ditampilkan oleh manusia adalah apa yang bisa kita kontrol atau pikiran sadar.

Namun ketika kita dalam kondisi relaks atau sangat fokus, pertahanan bawah sadar tersebut bisa jebol sehingg emosi-emosi yang terpendam bisa keluar semua.

"Dia (pengantin dalam video viral) menangis histeris artinya pertahanan bawah sadarnya dia jebol karena suatu kondisi yang menurut dia nyaman untuk mengeluarkannya," jelas Baby.

"Mungkin kondisi sangat fokus, kondisi sangat diterima, kondisi sangat dimengerti, atau apapun pemicunya, setiap orang berbeda-beda," imbuh dia.

Oleh sebab itu, berkaitan dengan mengundang mantan ke acara pernikahan, kembali lagi ke pertanyaan awal yang disampaikan Baby.

Apa tujuan sebenarnya ingin mengundang mantan ke acara pernikahan dan siapkah kita dengan respons-respons ekstrem itu?

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/16/110503423/nikah-undang-mantan-awas-buntut-dan-risikonya-besar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke