Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indonesia Targetkan Akhiri HIV/AIDS 2030, Bagaimana Kondisinya di Masa Pandemi Covid-19?

KOMPAS.com- Meskipun pandemi Covid-19 masih belum usai kejadiannya, tetapi isu HIV/AIDS tidak boleh dilupakan terutama dalam mengatasinya.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi MEpid.

"Di tengah kondisi pandemi saat ini, isu HIV/AIDS tidak boleh luput dari perhatian kita," kata Nadia dalam diskusi daring bertajuk Perkuat Kolaborasi, Tingkatkan Solidaritas Antar Pemangku Kepentingan untuk Menuju 10 Tahun Akhiri AIDS di 2030, Senin (30/11/2020).

Sebab, perhatian terhadap isu kejadian HIV/AIDS ini telah diatur sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidan Kesehatan yang telah mengutamakan peningkatan promotif dan pencegahan preventif dari HIV/AIDS.

Lantas, bagaimana keadaan angka kasus HIV/AIDS di tengah pandemi Covid-19 saat  ini?

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang perkembangan HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) pada triwulan II tahun 2020 hingga Juni 2020, menunjukan bahwa estimasi jumlah Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) telah mencapai 543.100 orang.

Dengan rincian, 398.784 orang telah ditemukan dan hanya 205.945 ODHA yang baru memulai konsumsi obat antiretroviral (anti-retroviral agent/ARV).

Untuk diketahui, obat ARV ini adalah obat yang diberikan sebagai upaya pengobatan guna perawatan infeksi oleh retrovirus, terutama HIV.

Selain itu, berdasarkan survei dari Durex Eduka5eks pada tahun 2019 masih memperlihatkan bahwa topik infeksi menular seksual (IMS) belum dibicarakan oleh konsumen remaja, orang tua dan pasangan menikah.

Sementara, seperti diketahui HIV/AIDS juga merupakan salah satu dari bagian penyakit infeksi menular seksual.

Bahkan, 3 dari 10 kelompok remaja di lima kota besar Indonesia masih percaya bahwa berinterksi dalam kegiatan sehari-hari bersama ODHA dapat menyebabkan penularan HIV/AIDS.

"Semangat kolaborasi yang kuat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya remaja, tentang pencegahan IMS dan kesehatan reproduksi itu sangat penting," kata Nadia. 

Ia juga menyebutkan, meksipun pandemi masih terjadi, tetapi diharapkan pada tahun 2020 ini, Indonesia telah siap menuju akhir HIV/AIDS di tahun 2030.

Target untuk mengakhiri HIV/AIDS di tahun 2030 itu baru bisa dinyatakan berhasil jika, tidak ada infeksi HIV baru, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak ada stigma serta diskriminasi pada ODHA.

Strategi STOP HIV/AIDS

Adapun dalam rangka mencapai target akhiri HIV/AIDS 2030 tersebut, Kementerian Kesehatan menerapkan strategi akselerasi Suluh, Temukan, Obati dan Pertahankan (STOP).

Suluh dilaksanakan melalui edukasi yang menargetkan sekitar 90 persen masyarakat paham apa itu HIV/AIDS.

Berikutnya, 'Temukan' dilakukan melalui percepatan tes dini dan diharapkan sekitar 90 persen ODHA mengetahui statusnya.

Lalu, 'Obati' dilakukan untuk mencapai 90 persen ODHA segera mendapatkan terapi ARV.

Serta, strategi yang terakhir adalah 'Pertahankan' yaitu setidaknya 90 persen ODHA yang mengonsumsi anti retroviral therapi (ART) tidak terdeteksi virusnya.

Selain itu, Kementerian Kesehatan melakukan akselerasi ARV, dengan target pada tahun 2020 sebanyak 258.340 ODHA yang mendapatkan terapi obat ARV. 

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/01/200200723/indonesia-targetkan-akhiri-hiv-aids-2030-bagaimana-kondisinya-di-masa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke