Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Status Konservasi untuk Anjing Bernyanyi Papua

KOMPAS.com - Awal September, berita tentang New Guinea Singing Dong, spesies anjing asli Papua yang punya lolongan unik menarik perhatian kita.

Meski kerap ditemukan di penangkaran, banyak peneliti berasumsi bahwa anjing bernyanyi Papua atau yang dijuluki singing dog sudah lama hilang dan terakhir dilihat di alam liar pada 1970-an, 50 tahun lalu.

Baru belakangan diketahui, spesies anjing bernyanyi masih hidup dan berkembang biak di dataran tinggi Papua yang dikenal dengan Canis hallstromi, tepatnya di tambang emas Grasberg, Papua, Indonesia.

Kendati ditemukan masih hidup di alam liar, tak ada yang tahu pasti bagaimana status konservasinya. Hal inilah yang menjadikannya perhatian pemerintah.

Terkait hal itu, Harian Kompas bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia dan Universitas Cenderawasih berbincang membahas anjing bernyanyi di acara Kompas Talks dengan tajuk "Eksplorasi New Guinea Highland Wild Dog di Area Tambang Grasberg," pada webinar Kamis (5/11/2020).

Anjing bernyanyi yang hidup di dataran tinggi Papua sudah lama berinteraksi dengan penduduk asli. Bisa dikatakan, anjing ini sangat bersahabat dengan manusia.

Keberadaan anjing bernyanyi Papua bisa jadi kekayaan hayati Indonesia yang baru. Keberadaan anjing bernyanyi bisa jadi sangat ikonik untuk Papua, sehingga memang sudah seharusnya dijaga dengan seksama.

Highland Wild Dog melakukan ekspedisi untuk mencari keberadaan anjing bernyanyi. Tim menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam penelitian ini.

Untuk diketahui, lokasi penelitian memiliki suhu sangat dingin dan cukup ekstrem. Namun anjing bernyanyi tetap bisa tinggal di tempat tersebut.

Hal yang diharapkan pada setiap hasil penelitian yang ada di Indonesia adalah suatu saat flora dan fauna endemik bisa dilestarikan untuk anak cucu Indonesia sehingga sangat di perlukan konservasi keanekaragaman hayati ini.

Apakah konservasi keanekaragama hayati itu?

Konservasi keanekaragaman hayati merupakan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang dilakukan secara bijaksana tentunya untuk menjamin kesinambungan keberadaan, manfaat, dan nilainya untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini dan generasi mendatang.

Tujuan konservasi keanekaragaman hayati dengan mewujudkan kelestarian keanekaragaman hayati sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. 

"Kriteria yang patut dikonservasi dilihat dari 3 level yaitu ekosistem, spesies dan genetiknya," tutur Indra Exploitasia,Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, KLHK.

Penetapan status konservasi bisa berdasarkan IUCN (International Union For The Conservation Of Nature And Natural Resources) versi 14 agustus 2019, yakni:

  1. Punah (Extinct)
  2. Punah di alam Liar (Extinct in the Wild)
  3. Kritis (Critically Endangered)
  4. Situasi genting atau terancam (Endangered)
  5. Rentan (Vulnerable)
  6. Hampir Terancam (Near Threatened)
  7. Berisiko Rendah (Least Concern)
  8. Informasi Kurang (Data Deficient)
  9. Belum Dievaluasi (Not Evaluated)

Hingga saat ini, status spesies anjing bernyanyi Papua belum terdaftar di UICN. Ini karena anjing bernyanyi dianggap sebagai hewan peliharaan.

Hal tersebut dinilai sesuai dengan kesimpulan pada loka karya mengenai taksonomi Canis spp.

Pembahasan tersebut pernah di selenggarakan oleh CIBIO-InBIO dan UICN SSC Canid Specialist Group yang dilaksanakan di Vairdo, Portugal pada 28-30 Mei 2019, yang dihadiri oleh ahli taksonomi, evolusi, biologi dan konservasi Canidae.

"Penelitian yang dilakukan sangatlah perharga, untuk menyampaikan pada IUCN bahwa anjing ini adalah wild dog yang bisa masuk pada satwa liar dan bisa dibuktikan secara ilmiah," tutur Indra.

Sehingga jika status telah terdaftar maka bisa jadi dilindungin dan bisa mendapatkan status konservasi.

Anjing bernyanyi memiliki keanekaragaman genetik yang bisa dilihat dari anakan atau induknya yang berbeda, lalu pada ekosistem yaitu pada ciri khasnya yaitu tempat tinggal dan spesiesnya yang terbilang khas.

Untuk video lengkap acara tersebut, dapat dilihat di sini:

https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/06/200000823/pentingnya-status-konservasi-untuk-anjing-bernyanyi-papua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke