Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CDC: Tak Hanya Anak-anak, Sindrom Peradangan Covid-19 juga Serang Orang Dewasa

KOMPAS.com- MIS-A atau sindrom inflamasi multisistem terkait infeksi Covid-19, sebelumnya dilaporkan banyak terjadi pada anak-anak.

Namun, baru-baru ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperingatkan bahwa sindrom tersebut juga terjadi pada orang dewasa.

Dilansir dari Live Science, Sabtu (3/10/2020), CDC melaporkan seperti yang terjadi pada anak-anak, sindrom inflamasi multisistem adalah penyakit parah yang menyerang banyak organ dan menyebabkan peningkatan peradangan pada tubuh.

Saat ini, MIS-A masih cenderung langka, dan kebanyakan dialami anak-anak. Namun, berdasarkan laporan baru CDC telah mengidentifikasi sekitar dua lusin kasus MIS-A pada orang dewasa.

Laporan yang diterbitkan dalam jurnal CDC Morbidity and Mortality Weekly Report, mendesak dokter untuk mempertimbangkan diagnosis MIS-A pada ornag dewasa dengan tanda dan gejala yang kompatibel.

"Sebab, pada akhirnya, pengakuan MIS-A dapat memperkuat perlunya upaya pencegahan untuk membatasi penyebaran SARS-CoV-2 (virus corona penyebab Covid-19)," tulis para peneliti CDC.

Sindrom peradangan langka

Pertama kalinya, sindrom inflamasi misterius pada anak-anak ditemukan pada musim semi dan dijuluki sebagai MIS-C, sedangkan pada orang dewasa disebut MIS-A.

Sindrom inflamasi multisistem ini relatif langka dan pada anak-anak, peradangan memengaruhi banyak organ tubuh, sehingga tidak sedikit yang mengalaminya membutuhkan rawat inap.

Menurut CDC, sindrom tersebut dapat menyebabkan berbagai keluhan, di antaranya demam, sakit perut, muntah, diare, sakit leher, ruam, mata merah dan kelelahan.

Sejauh ini, berdasarkan laporan yang diterima CDC, ada 935 kasus MIS-C di Amerika Serikat, termasuk 19 kematian yang diakibatkan oleh sindrom inflamasi terkait Covid-19.

Definisi resmi MIS-C mencakup batasan usia 20 tahun, dan kasus telah terlihat pada anak-anak, remaja dan dewasa muda.

Pada musim panas, laporan tentang sindrom serupa juga muncul pada orang dewasa. Menurut CDC ada 27 laporan kasus MIS-A di Amerika Serikat dan Inggris.

Di antara 16 kasus, sindrom ini terjadi pada pasien berusia antara 21-50 tahun. Hanya satu kasus yang dilaporkan terjadi di Inggris, sedangkan sisanya dari Amerika Serikat, termasuk yang dilaporkan di Maine, Florida, Louisiana, Georgia, New York, Massachucetts dan Texas.

Pada orang dewasa, gejala yang dialami serupa dengan yang terjadi pada anak-anak. Termasuk di antaranya demam, gejala gastrointestinal dan ruam.

Beberapa pasien juga mengeluhkan nyeri dada atau jantung berdebar-debar dan kesemuanya mengalami peningkatan kadar penanda peradangan. Semua pasien juga positif Covid-19 dan memiliki antibodi positif dalam tubuhnya.

Penemuan tersebut menunjukkan bahwa pasien dewasa dari segala usia dengan infeksi virus corona baru, SARS-CoV-2, saat ini atau sebelumnya dapat mengembangkan sindrom hiperinflamasi yang menyerupai MIS-C pada anak.

Dalam laporan tersebut, para penulis mencatat secara umum pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami peradangan dan efek pada organ di luar paru-paru.

Sebanyak 16 pasien diketahui, setengahnya tidak menunjukkan gejala pernapasan, dan setengahnya hanya mengalami gejala pernapasan ringan.

Penyebab yang mendasari MIS-C dan MIS-A hingga kini tidak diketahui. Akan tetapi, sebanyak 30 persen orang dewasa dalam laporan tersebut dan 45 persen dari sampel 440 anak dengan MIS-C dites negatif untuk SARS-CoV-2, tetapi positif untuk antibodi terhadap virus.

Peneliti menyarankan MIS-A dan MIS-C terkait Covid-19 mungkin mewakili proses pascainfeksi. Oleh sebab itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami penyebab pasti dari kondisi sindrom inflamasi multisistem tersebut dan efek jangka panjangnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/03/130200723/cdc--tak-hanya-anak-anak-sindrom-peradangan-covid-19-juga-serang-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke