Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi X-Ray Pasien Corona Lanjut Usia Buka Jalan Pengobatan Terjangkau, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Virus corona telah menjadi pandemi global dan menginfeksi hampir 14 juta orang di dunia. Belum adanya vaksin membuat berbagai pengobatan yang mungkin dapat dilakukan kepada pasien.

Tak sedikit yang orang yang harus membayar mahal, sebab berbagai perawatan medis yang mau tak mau harus dilakukan mengingat keparahan infeksi virus ini.

Baru-baru ini, melansir South China Morning Post (SCMP), Jumat (17/7/2020), studi x-ray terhadap 10 pasien Covid-19 oleh peneliti di Atlanta, Amerika Serikat, menemukan radiasi terapi dapat mengurangi masa rawat inap pasien.

Sinar-X telah menunjukkan harapan baru dalam membantu pasien lanjut usia untuk melawan infeksi virus corona.

Sepuluh pasien Covid-19 dengan sukarela melakukan terapi radiasi yang dipaparkan pada dada. Hasilnya, para peneliti menemukan pasien-pasien ini pulih lebih cepat daripada mereka yang tidak.

Berdasarkan studi ini, X-ray diklaim dapat menjadi pengobatan Covid-19 yang dapat ditoleransi dengan baik, bahkan lebih terjangkau dan tersedia secara global.

Hal itu diungkapkan para peneliti dari Emory University di Atlanta dalam makalah non-preview yang dilaporkan di Medrxiv.org pada Selasa (14/7/2020).

Rata-rata waktu pemulihan klinis setelah pasien ini menerima terapi radiasi adalah tiga hari, hanya seperempat dari waktu pada pasien yang menggunakan perawatan yang lebih umum. 

Usia rata-rata relawan adalah 78 tahun, serta berkisar dari 43 tahun hingga 104 tahun. Semua pasien ini menggunakan ventilator dengan penurunan kondisi yang signifikan.

Eksperimen radiasi, yang dilabeli dengan kode RESCUE 1-19, dimulai pada 24 April lalu. Itu adalah sehari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan agar virus dapat dibunuh dengan cahaya yang kuat.

Kendati demikian, co-pemimpin penelitian ini Dr Mohammad Khan tidak yakin dengan apa yang dimaksud oleh Trump tentang terapi virus corona itu.

"Sinar-X tidak sama persis. Saya kira dia mengatakan energi yang lebih kuat, di luar spektrum gelombang cahaya, atau spektrum UV, maka itu akan menjadi kuantifikasi yang lebih baik dari X-ray," kata Khan.

Rawat inap pasien Covid-19 lebih pendek

Bagaimana pun juga sinar yang dimaksudkan Trump, tersebut tidak membunuh virus corona. Sebaliknya, peneliti menekankan pada aktivitas beberapa sel kekebalan tubuh.

Semakin banyak bukti dari seluruh dunia yang menunjukkan sebagian besar korban Covid-19 mungkin tidak terbunuh oleh virus corona itu sendiri.

Melainkan keparahan penyakit ini diakibatkan oleh respon imun yang berlebihan yang menyebabkan kerusakan para pada jaringan sehat.

Peneliti menyebut beberapa sel imun hiperaktif, seperti makrofag, dingin saat berada di bawah paparan sinar-X dan itu bisa memberi waktu bagi pasien untuk melawan virus di dalam tubuhnya.

Penelitian Khan menemukan terapi tersebut dapat mengarah pada perbaikan lain jika dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak menerima perawatan sinar-X.

Seperti masa rawat inap yang lebih pendek dari semestinya 20 hari menjadi 12 hari, selain itu masa bebas dari intubasi, serta adanya peningkatan kondisi pada organ paru. Meski demikian tidak semua hasil ini signifikan secara statistik karena ukuran sampel yang kecil.

"Kami sekarang bergerak menuju fase III (percobaan) yang telah membuka rencana untuk merawat lebih banyak pasien Covid-19," kata Khan.

Dosis radiasi yang diterima oleh paru-paru setiap pasien adalah 1,5 Gray, ukuran dosis radiasi.

Meskipun intensitas energi ini hanya sebagian kecil dari yang digunakan dalam terapi kanker, itu sekitar 1.000 kali lebih kuat daripada paparan pencitraan sinar-X yang khas, dan jauh di atas batas keamanan bagi para profesional yang bekerja di lingkungan radioaktif (sekitar 0,02 Gray).

Menurut peneliti, satu pasien sedikitnya memerlukan dukungan oksigen aliran tinggi setelah perawatan, mengembangkan pembekuan darah sistemik, memiliki kelainan jantung dan ginjal dan meninggal 15 hari setelah radiasi, sedangkan pasien lain mengalami mual ringan.

Tu Yu, profesor di School of Radiation Medicine and Protection, Soochow University di provinsi Jiangsu mengatakan makalah Khan menyajikan beberapa kasus menarik.

Kendati demikian, bukti terapi radiasi pasien dengan infeksi virus corona yang ada sejauh ini, menurut dia, tidak cukup kuat untuk mendukung penggunaan klinis pengobatan X-ray skala besar.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/17/154000123/studi-x-ray-pasien-corona-lanjut-usia-buka-jalan-pengobatan-terjangkau-kok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke