Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Galaksi ini Bisa Picu Tsunami yang Hancurkan Pembentukan Bintang

KOMPAS.com - Quasar adalah galaksi paling bercahaya di alam semesta yang ternyata dapat memberi dampak ledakan radiasi yang hebat. Bahkan diklaim ledakannya seperti tsunami yang bisa hancurkan pembentukan bintang.

Baru-baru ini, para astronom menemukan ledakan radiasi yang berasal dari quasar dapat bertindak seperti tsunami dan menyebar ke galaksi di sekitarnya.

Seperti melansir Science Alert, Kamis (26/3/2020), quasar dapat memuntahkan radiasi dalam jumlah yang sangat besar di luar angkasa, saat lubang hitam supermasifnya melahap material dari cakram akresi kolosal.

Ledakan radiasi yang dapat ditimbulkan quasar diketahui dapat memindahkan partikel ke sepersekian persen dari kecepatan cahaya.

Namun, dalam penemuan baru ini, ledakan itu dapat membawa dampak yang lebih besar, dengan beberapa lompatan yang lebih cepat.

Bahkan, para ahli menilai, quasar ini dapat menghancurkan materi galaksi rumah mereka, serta memadamkan pembentukan bintang-bintang baru di sekitarnya.

"Arus keluar ini sangat penting untuk memahami pembentukan galaksi," kata ahli astrofisika Nahum Arav dari Virginia Tech.

Arav memaparkan radiasi quasar ini dapat mendorong ratusan massa matahari setiap tahun.

Jumlah energi mekanik yang dibawa arus ini bisa mencapai beberapa ratus kali lebih tinggi daripada luminositas seluruh galaksi Bima Sakti.

Seperti yang diketahui, aktivitas lubang hitam dapat menghasilkan angin kencang yang berhembus di sekitar ruang angkasa.

Selain itu, gas dingin di ruang ini adalah material dari bintang terbentuk.

Diperkirakan ketika angin lubang hitam mendorongnya, karena tidak ada yang tersisa untuk membentuk bintang, maka formasi bintang dipadamkan.

Pembentukan bintang dipadamkan ini masih menjadi teka-teki bagi para astronom. Mereka menduga ada beberapa kemungkinan mekanisme yang dapat menjelaskan hal ini.

"Baik ahli teori dan pengamat telah mengetahui selama beberapa dekade bahwa ada beberapa proses fisik yang mematikan saat pembentukan bintang di galaksi besar, tetapi sifat proses itu telah menjadi misteri," ungkap kosmolog Jeremiah Ostriker dari Columbia University dan Princeton University.

Ostriker menjelaskan dengan menempatkan aliran yang diamati ke dalam simulasi, penelitian ini dapat memecahkan masalah tentang evolusi galaksi ini.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal Supplement Series ini, Arav dan timnya telah mempelajari pengamatan Hubble dari 13 quasar yang diketahui.

Ketika tsunami quasar bertabrakan dengan gas antarbintang, tabrakan itu menghasilkan panas yang hebat.

Energi yang dipancarkan dalam bentuk cahaya yang melintasi spektrum elektromagnetik.

"Anda akan mendapatkan banyak radiasi pertama dalam sinar-X dan sinar gamma, dan setelah itu akan meresap ke cahaya tampak dan inframerah," kata Arav.


Pelajari hubungan galaksi dan lubang hitam

Melalui data ini, para astronom dapat mengukur tiga aliran quasar paling energik yang terlihat hingga saat ini. Di antaranya ditemukan di quasar galaksi SDSS J1042+1646, SDSS J0755+2306, dan 2MASS J1051+1247.

Ketiga galaksi ini dinilai cukup kuat untuk menghasilkan umpan balik yang diperlukan dalam pendinginan galaksi.

Rekor pancaran tercepat dipecahkan galaksi SDSS J1042+1646. Sebab, dalam periode tiga tahun, salah satu arus keluarnya menjadi tercepait dari 70 juta kilometer per jam, menjadi 74 juta kilometer per jam.

Penelitian ini tidak hanya menunjukkan bagaimana suatu galaksi dapat padam. Namun, dapat juga menjelaskan tentang sebagian besar galaksi berkorelasi dengan ukuran lubang hitam mereka.

"Pengamatan ultraviolet Hubble memungkinkan kami untuk mengikuti seluruh jajaran keluaran energi dari quasar, dari gas yang lebih dingin ke gas yang sangat terionisasi dalam angin yang lebih masif," jelas astronom Gerard Kriss dari Space Telescope Science Institute.

Menurut Kriss, pengamatan ini sebelumnya hanya dapat terlihat dengan sinar-x yang jauh lebih sulit.

"Aliran kuat seperti itu dapat menghasilkan wawasan baru ke dalam hubungan antara pertumbuhan lubang hitam supermasif pusat dan pengembangan seluruh galaksi inangnya," jelas Kriss.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/29/110300423/galaksi-ini-bisa-picu-tsunami-yang-hancurkan-pembentukan-bintang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke