Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Badan dan Ekor Berbulu Lebat, Ini Spesies Celurut Baru Asal Sulawesi

KOMPAS.com - Indonesia memiliki spesies hewan pengerat baru yang ditemukan peneliti di Sulawesi. Celurut Ekor Berbulu ini bertubuh ramping dengan bulu berwarna abu-abu coklat dipunggungnya dan bulu-bulu berwarna perah pada perutnya.

Selain itu, ekornya sedikit lebih panjang daripada tubuhnya. Spesies celurut baru yang punya nama latin Crocidura caudipilosa ini juga memiliki keunikan tersendiri.

Tubuhnya serta ekor ditutupi dengan bulu yang lebat. Faktanya tak ada spesies celurut lain di Indonesia, Malaysia, atau Filipina yang diketahui memiliki bulu lebat serta panjang pada ekornya.

"Tak ada keraguan bahwa ini adalah spesies baru," kata Jake Esselstyn, peneliti dari Louisiana State University, seperti dikutip dari Phys, Rabu (11/3/2020).

Peneliti juga mengaku terkejut, sebab celurut ekor berbulu ini ditemukan memanjat pohon. Padahal sebagian besar celurut lainnya hidup di tanah.

Celurut Ekor Berbulu sendiri ditemukan di sembilan gunung di Sulawesi pada berbagai ketinggian, mulai dari 457 meter hingga 1.463 meter.

"Keragaman tropis masih belum terdokumentasi dengan baik bahkan untuk mamalia seperti celurut ekor berbulu yang memiliki sebaran luas di pulau ini. Temuan ini menunjukkan betapa sedikitnya yang kita ketahui tentang keanekaragaman mamalia," ungkap Esselstyn lagi.

Dibalik penemuan tersebut, peneliti pun menghadapi tantangan untuk mencari tahu kerabat dekat dari Celurut Ekor Berbulu.


Ciri-ciri celurut tak banyak berubah dari waktu ke waktu, yang berarti spesies yang berkaitan erat cenderung terlihat sangat mirip, sehingga sulit membedakan satu sama lain.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Mammalogy ini, kemiripan celurut ini telah menyulitkan para ahli untuk menemukan spesies baru.

"Data genetik telah merevolusi untuk mencari tahu perbedaan antara celurut. Banyak spesies yang awalnya berbeda genetis kemudian kita melihat lagi morfologi atau ciri fisiknya," tambah Esselstyn.

Selain soal kemiripan itu, peneliti juga menghadapi tantangan deforestasi dan degradasi habitat alami dalam menemukan spesies baru.

Sebagai contoh, beberapa spesies celurut dikumpulkan pada awal abad ke-20, tetapi ketika peneliti kembali ke lokasi yang sama tempat spesimen awal dikumpulkan, habitatnya tak lagi berupa hutan.

Sementara itu, peneliti akan terus mencari dan menganalisis spesimen baru lainnya untuk membantu menyatukan potongan-potongan dari pohon keluarga celurut.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/13/131700323/badan-dan-ekor-berbulu-lebat-ini-spesies-celurut-baru-asal-sulawesi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke