Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Upaya REI dan Pemkab Gresik Pangkas Jumlah Rumah Tidak Layak Huni

Kompas.com - 11/03/2023, 07:00 WIB
Hamzah Arfah,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Guna menekan keberadaan jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pemerintah daerah setempat bersama asosiasi pengembang perumahan Real Estate Indonesia (REI) memberikan bantuan bedah rumah.

Bantuan bedah rumah tersebut salah satunya diserahkan kepada Rani (43), warga Desa Gedangkulud, Kecamatan Cerme, Gresik.

Rani mendapat bantuan senilai Rp 30 juta, sejumlah Rp 20 juta berasal dari bantuan program bedah rumah, ditambah Rp 10 juta bantuan dari Pemerintah Desa Gedangkulud.

Baca juga: BRI Tawarkan Bunga KPR 1,27 Persen Tetap Selama Setahun

"Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Gresik, untuk dapat meningkatkan derajat dan kesejahteraan masyarakat," ujar Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, Jumat (10/3/2023).

Bu Min, sapaan akrab Aminatun Habibah menjelaskan, sampai saat ini masih ada sekitar 473 Rumah Tidak Layak Huni terdapat di Kabupaten Gresik.

Untuk itu, Pemkab Gresik menggandeng berbagai pihak, salah satunya dengan asosiasi REI, untuk dapat meminimalisir jumlah Rumah Tidak Layak Huni di Gresik.

"Secara bertahap, Pemkab Gresik terus berupaya memberikan bantuan bedah Rumah Tidak Layak Huni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucap Bu Min.

Dalam kesempatan ini Bu Min hadir memberikan bantuan didampingi Kepala Dinas Sosial Gresik, Umi Khoiroh. Hadir pula perwakilan dari Dinas CKPKP Gresik, serta perwakilan dari asosiasi REI Widodo.

Widodo mengungkapkan, agenda ini merupakan komitmen REI dalam mendukung program pemerintah, khususnya program bedah rumah.

"Di Kabupaten Gresik masih banyak Rumah Tidak Layak Huni. Kami mengalokasikan Rp20 juta untuk satu rumah, dengan sekitar 15 unit secara berkala kami berikan dalam acara bakti sosial," kata Widodo.

Camat Cerme Umar Hasyim menjelaskan, Rani yang merupakan istri dari Akhmad (44) dikaruniai empat orang anak. Keluarga ini baru tiga tahun kembali dari merantau ke Kalimantan, dengan sejak itu menempati rumah bambu berukuran 3x4 meter persegi.

"Sebelumnya mereka berdua merantau ke Samarinda (Kalimantan). Kemudian pandemi Covid-19 mereka memutuskan kembali ke Gresik, ikut bekerja di salah satu home industri tenun. Kasihan, selama ini mereka mengaku, rumahnya selalu kebocoran saat musim hujan seperti sekarang," tutur Umar.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com