Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Taman Laudato Si, Implementasi Ensiklik Paus Fransiskus yang Prihatin dengan Perubahan Iklim

Kompas.com - 17/01/2023, 06:00 WIB

MEDAN, KOMPAS.com - Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura disulap menjadi Taman Laudato Si oleh Gereja Katolik Stasi Santo Yosef Gedung Johor, Paroki Fransiskus Asisi Medan.

Peresmiannya dihadiri langsung Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung OFM Cap.

Laudato Si berasal dari bahasa Italia, yaitu Laudato Si mi Signore yang artinya terpujilah engkau Tuhan Allah semesta alam. Ungkapan ini berasal dari pujian seorang mistikus, Fransiskus dari Assisi.

Kornelius mengatakan, pendiri Ordo Fratrum Minorum ini merupakan Santo pelindung hewan, pedagang, dan lingkungan. Dia melihat alam adalah bagian dari manusia, seperti saudara yang harus dihargai dan dibiarkan hidup.

"Laudato Si adalah sebuah ensiklik yang dikeluarkan Paus Fransiskus pada 2015 karena prihatin atas perubahan iklim yang membuat dunia panas. Kualitas air semakin buruk, timbul penyakit karena banyak hutan ditebang. Dibakar orang-orang yang tanam kelapa sawit, hayati mati dan punah, ekosistem menjadi tidak seimbang," katanya, Senin (16/1/2023).

Baca juga: Urai Macet Jalur Medan-Berastagi, Kantilever Pelebaran Jalan dan Tikungan Tuntas Dibangun

Paus mengajak seluruh umat manusia, bukan hanya umat Katolik menjaga dan memperhatikan alam. Salah satu caranya dengan membuat taman menjadi hijau.

Tidak usah berpikir muluk-muluk melakukan reboisasi hutan yang luas, cukup setiap keluarga membuat taman kecil di rumahnya dan menanam pohon.

"Seandainya setiap keluarga di dunia ini menanam pohon, satu saja. Kemudian tentang sampah, di mana-mana berserakan, padahal kalau dikelola bisa menjadi uang. Itulah yang mau diwujudkan di taman yang kecil ini, Taman Laudato Si," ucap pria berumur 53 tahun itu.

Harapannya kepada orang yang datang ke taman ini, selain berdoa, mendapat kesadaran untuk memperhatikan lingkungan. Merawat sampahnya sendiri.

Menurut Kornelius, tidak akan ada sampah di mana pun kalau semua manusia tertib, tidak perlu dinas kebersihan karena mahal membayar iurannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+