Daliana Suryawinata, Satu-satunya Perempuan Arsitek Indonesia Nomine DIVIA Award 2023

JAKARTA, KOMPAS.com - Daliana Suryawinata menjadi satu-satunya perempuan arsitek Indonesia yang masuk dalam nominasi "Diversity in Architecture Award" 2023 atau DIVIA Award 2023.

DIVIA merupakan organisasi non-profit untuk mempromosikan serta memberikan penghargaan bagi insan  perempuan arsitek melalui karya mereka.

Ini juga merupakan platform untuk mempromosikan kesetaraan antara perempuan arsitek dan laki-laki arsitek serta menampilkan panutan bagi para arsitek muda.

 

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

 

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Diversity in architecture e.V. (@diversityinarchitecture_ev)

Kepada Kompas.com, Minggu (18/12/2022), Daliana mengaku dirinya tidak tahu dan bagaimana bisa menjadi salah satu nominasi dari penghargaan tersebut.

"Wah ini dadakan, saya juga enggak tahu kenapa dan bagaimana terpilih," ucap Daliana.

Daliana yang merupakan Pendiri Suryawinata-Heinzelmann Architecture & Urbanism (SHAU) juga tidak memasukkan karya apapun dan mendapatkan kejutan nominasi.

Dia berpendapat, DIVIA Award memiliki partnership atau kemitraan dengan biro aristek yang didirikannya, SHAU.

Baca juga: Daliana Suryawinata, Satu-satunya Arsitek Perempuan Indonesia yang Masuk Daftar Architizer A+A Awards

"Maka, sebenarnya tidak adil hanya satu yang dinominasikan untuk award hanya karena wanita. (Sementara) di lain pihak, kesetaraan memang masih kurang ternyata," kata dia.

Dilansir dari laman DIVIA, penjurian akan berlangsung mulai tahun 2023 dan tahun 2025 dengan seleksi dilakukan secara bertahap.

Dari banyaknya perempuan arsitek yang masuk nominasi, dipilih lima nominasi pada Desember 2022 dan Desember 2024.

Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada Februari 2023 dan Februari 2025 dengan perayaan yang akan berlangsung pada Mei 2023 dan Mei 2025.

Terdapat lima juri yang menyeleksi mereka yakni, Sol Camacho dari São Paulo di Brasil dan Odile Decq dari Paris, Perancis.

Kemudian, Martha Thorne dari Madrid, Spanyol, Rahul Mehrotra dari Mumbai, India/Cambridge, Inggris, serta Itohan Osayimwese dari Providence, Amerika Serikat (AS).