Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan China Masuk Samanea Hybrid Trade Outlet, Kembangkan Pasar Energi Hijau Fotovoltaik

Kompas.com - 10/12/2022, 14:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Selain itu, diperkirakan antara tahun 2015 dan 2030 permintaan akan meningkat sebesar 80 persen, sedangkan permintaan listrik meroket tiga kali lipat dalam waktu dekat.

“Investasi tahunan saat ini dalam kapasitas energi terbarukan adalah sekitar Rp 131,5 triliun, yang diharapkan tumbuh menjadi Rp 226,6 triliun karena permintaan energi terus meningkat. Dapat dilihat bahwa energi terbarukan merupakan bidang investasi yang sangat menarik,” ungkapnya.

Di antara berbagai jenis energi terbarukan, pemerintah Indonesia fokus pada pengembangan energi surya, khususnya proyek fotovoltaik atap.

Pada 2017, Pemerintah Indonesia meluncurkan inisiatif yang disebut "Kampanye Satu Juta Atap Surya Nasional" untuk mendorong bangunan menggunakan energi matahari.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 49 Tahun 2018 pun diterbitkan, dan direvisi menjadi peraturan fotovoltaik atap melalui Keputusan Penegakan No 26 Tahun 2021, yang bertujuan untuk mencapai 6,5 GW fotovoltaik atap pada tahun 2030.

Menurut perkiraan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, berkat radiasi matahari yang cukup, negara ini memiliki potensi besar untuk pembangkit listrik tenaga surya atap, mencapai 32,5GW secara keseluruhan per tahun.

Diperkirakan kapasitas terpasang PLTS atap akan mencapai 3,6GW pada tahun 2025.

Jumlah pengguna atap pribadi meningkat lebih dari 7 kali lipat dari akhir 2012 hingga 2021, dengan kapasitas terpasang mencapai 211MW, menurut data PLN.

Asosiasi Tenaga Surya Indonesia memperkirakan kapasitas PV atap dapat mencapai 1GW tahun depan dan meningkat 3 hingga 5GW setiap tahun mulai tahun 2025.

"Indonesia adalah negara yang telah memasuki level pemasangan GW, dan pasar fotovoltaik memiliki potensi yang sangat besar,” tegas Yu Kundong. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com