Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Properti Masih Jadi Instrumen Investasi yang Aman

Kompas.com - 08/12/2022, 14:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor properti dinilai masih menjadi instrumen investasi yang aman dan menarik.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David E. Sumual menilai hal ini berdasarkan informasi banyak bank yang juga belum menaikkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kendati suku bunga acuan Bank Indonesia telah beberapa kali naik.

Oleh karenanya dia menilai investasi properti akan tetap menarik mengingat tren kenaikan harga properti masih akan terus terjadi.

"Properti juga menjadi salah satu instrumen investasi yang aman," ucap David, mengutip rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (8/12/2022).

Adapun peran sektor properti dibuktikan lewat kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca juga: Sektor Properti Bangkit Tahun 2023, Ditopang Penjualan Rumah Tapak

Pada kuartal II-2022 kontribusi sektor kontruksi terhadap PDB mencapai 9,14 persen dan 2,47 persen untuk real estat.

Selain itu, pertumbuhan juga ditunjukkan oleh sektor properti pada kuartal II-2022 dengan capaian yang melampaui level sebelum pandemi sebesar 2,16 persen year-on-year (yoy) untuk real estat dan 1,02 persen (yoy) untuk konstruksi.

Indeks Permintaan Properti Komersial pada kuartal II-2022 juga naik sebesar 1,58 persen (yoy).

"Hal ini memberikan keyakinan bahwa sektor properti masih akan tetap tumbuh, apalagi perbankan akan tetap menjaga tingkat suku bunga KPR di level yang terjangkau konsumen," imbuh David.

Hal senada diungkapkan Founder & CEO Epic Property M. Gali Ade Nofran. Optimisme pelaku usaha sektor properti ditandai dengan banyaknya developer yang tetap meluncurkan proyek baru meskipun kondisi ekonomi belum sepenuhnya pulih pasca pandemi.

Baca juga: IKN Pilihan Nomor Dua Stakeholder Properti, Kalahkan Surabaya dan Bali

"Hal itu disebabkan hunian merupakan kebutuhan primer, sehingga demand akan selalu ada. Masih banyak sekali orang yang butuh hunian dan belum terpenuhi," katanya.

Di sisi lain, dalam kurun 40 tahun terakhir sebanyak 90 persen penduduk kelas menengah atas di Indonesia kekayaannya berasal dari kepemilikan properti.

"Kalau tidak investasi di properti, pasti kekayaannya akan tergerus inflasi. Sebab salah satu yang bisa menutup inflasi memang dari kenaikan harga properti," tambah Nofran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com