JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksanaan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) pada 35.928 desa, di seluruh Indonesia, telah menelan investasi senilai Rp 14,4 triliun.
Investasi Pamsimas ini dibiayai beberapa sumber pendanaan yang terdiri dari porsi APBN 57,8 persen, mencakup loand and grant Rp 4,04 triliun (48,6 persen) dan Rp 4,28 triliun (51,4 persen merupakan Rupiah Murni.
Sementara 42,2 persen lainnya dari pembiayaan APBD, APBDes, Konstribusi Masyarakat, dan Swasta atau Corporate Social Responsibility (CSR).
Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan penyediaan layanan air minum dan sanitasi yang layak bagi seluruh rakyat pada akhir tahun 2024, dan juga berkomitmen mewujudkan Sustainable Development Goals yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolaan air minum yang aman dan terjangkau untuk semua pada tahun 2030.
Baca juga: Masih Terdapat 47.915 Desa yang Belum Tersentuh Akses Air Minum
Berdasarkan data Susenas, pada periode RPJMN 2015-2019, jumlah penduduk Indonesia yang telah memperoleh akses air minum yang layak adalah sekitar 89,27 persen.
Sementara itu pada akhir tahun 2021, sekitar 90,8 persen rumah tangga telah memiliki akses air minum ke layanan dasar.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam sambutan yang dibacakan Sekjen PUPR Mohammad Zainal Fatah menuturkan, Pemerintah telah melaksanakan berbagai program penyelenggaraan air minum, untuk mencapai target tersebut.
"Salah satunya adalah Program Pamsimas yang dilaksanakan sejak Tahun 2008 sampai dengan saat ini," ujar Basuki.
Pamsimas merupakan program bersama antara Kementerian PUPR dengan BAPPENAS, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Desa yang bersifat stimulan.
Adapun hasil pelaksanaan Program Pamsimas di antaranya telah terbangun SPAM di 35.928 desa/kelurahan dengan sambungan rumah sebanyak 4,4 juta sambungan.
Baca juga: Profil SPAM Regional Mebidang di Sumut, Calon Penyuplai Air Minum 440.000 Jiwa
Kemudian panjang perpipaan terpasang 85.982 kilometer dengan total debit air yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa Pamsimas adalah 56,39 meter kubik per detik.
Program Pamsimas juga telah membangun 12.189 sarana air minum dan sanitasi sekolah ramah untuk disabilitas.
Selama pelaksanaan Pamsimas, rata-rata persentase keterlibatan perempuan pada kegiatan tingkat masyarakat hampir mencapai 40 persen dan keterlibatan pada kelembagaan masyarakat mencapai 30 persen.
Inovasi yang dikembangkan antara lain pembiayaan pengembangan SPAM melalui skema kredit mikro, dengan total kredit yang tersalurkan sebesar Rp 17,6 miliar dan pengembangan teknologi tepat guna.
"Capaian Pamsimas di atas juga tidak lepas dari dukungan manajemen dan tenaga lapangan, mulai dari konsultan manajemen di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan fasilitator di tingkat desa dengan jumlah personil pada Pamsimas III sebanyak 6.600-an orang," papar Diana.
Tahun 2018-2022, Pamsimas juga telah mendukung program penurunan resiko Stunting di sekitar 1.250 desa dan mencakup lokasi 12 Provinsi Prioritas Stunting, dengan total dukungan anggaran senilai Rp 374 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.