Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 Mulai Reda, Harga Properti di Indonesia Masih Stagnan

Kompas.com - 03/06/2022, 20:45 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Meskipun situasi pandemi Covid-19 di Indonesia tahun 2022 terus membaik namun harga properti tidak mengalami perubahan berarti atau masih stagnan.

Country Manager Rumah.com Marine Novita, menjelaskan bahwa mulai membaiknya situasi perekonomian nasional saat ini belum diikuti oleh sektor properti dimana tren harga properti sepanjang kuartal pertama (Q1) 2022 masih stagnan secara kuartalan.

"Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) Q2 2022 menunjukkan tren indeks harga properti masih stagnan dengan kenaikan di bawah 1 persen secara kuartalan,”ujar Marine dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (3/6/2022).

Baca juga: Harga Rumah Subsidi Bakal Naik 7 Persen? Begini Bocorannya

Dikatakan, tren negatif juga berlanjut pada indeks suplai, yang turun sebesar 0,3 persen secara kuartalan.

Sementara itu, tren permintaan juga mengalami penurunan yang mungkin dipengaruhi oleh fokus konsumen pada Hari Raya Idul Fitri 2022.

Menurut data RIPMI Q2 2022, indeks harga properti nasional terlihat stagnan pada kuartal pertama 2022, dengan kenaikan hanya sebesar 0,4 persen (quarter on quarter).

Namun secara tahunan, tren ini masih menunjukkan kenaikan sebesar 5 persen. Tren indeks harga properti tertahan terutama karena stagnansi harga apartemen dimana indeks harga apartemen belum bergerak sejak kuartal pertama 2021.

Kondisi ini sangat berbeda dengan harga rumah tapak yang menunjukkan kenaikan 1,2 persen (quarter on quarter) dan naik 6 persen (year on year).

Sementara itu di sisi suplai, penyedia properti terlihat bersikap wait and see. Hal ini dipertegas oleh pergerakan indeks suplai properti nasional.

Data RIPMI Q2 2022 menunjukkan bahwa indeks suplai properti nasional pada kuartal pertama 2022 turun sebesar 0,3 persen (quarter on quarter) namun naik tipis sebesar 5 persen secara tahunan.

Baca juga: Catat, Ini Besaran Biaya Pembuatan AJB Tanah atau Rumah di PPAT

Dari sisi konsumen, permintaan untuk properti hunian pada kuartal pertama tahun ini juga turun sebesar 1,7 persen (quarter on quarter).

Turunnya permintaan pada kuartal pertama tahun ini disebabkan oleh turunnya permintaan dari sektor rumah tapak.

Sementara itu, kenaikan permintaan terhadap apartemen sendiri belum memengaruhi trend permintaan properti hunian secara keseluruhan karena 93 persen permintaan adalah permintaan terhadap rumah tapak.

Secara keseluruhan, tren penurunan suplai maupun tren penurunan permintaan mungkin dipengaruhi oleh fokus konsumen yang melakukan mudik pada Hari Raya Idul Fitri 2022. Ini membuat penyedia mengantisipasinya dengan menurunkan suplai properti.

Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) merupakan hasil analisis dari 700.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman dikunjungi tiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti tiap bulannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com