Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Santa Maria de Fatima, Bangunan Gereja Unik Mirip Klenteng

Kompas.com - 26/05/2022, 18:14 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan Kenaikan Isa Almasih tidak terlepas dengan kegiatan ibadah misa di gereja.

Biasanya, gereja didesain dengan asitektur gotik yang mengusung bangunan tinggi nan megah dengan ujung menara yang runcing.

Namun, hal berbeda ditemukan di Gereja Santa Maria de Fatima yang lebih menyerupai klenteng atau tempat ibadah bagi pemeluk agama Konghucu.

Gereja Santa Maria de Fatima berlokasi di kawasan Glodok, Jakarta Barat.

Baca juga: Arsitektur Neo-Gothic Gereja Katedral Jakarta, Seluruh Bagian Sarat Makna

Ini merupakan gereja Katolik yang masih mempertahankan gaya bangunan khas Fukien atau Tiongkok Selatan.

Ornamen gedung gereja semarak dengan perpaduan warna merah, kuning, dan gold atau emas.

Lalu, ada dua patung kilin berjejer di depan pintu masuk gereja yang semakin mengingatkan akan klenteng bergaya China.

Gereja Santa Maria de Fatima dibangun pada awal abad ke-19 dan ditetapkan menjadi cagar budaya pada tahun 1972 silam.

Cikal bakal Gereja Santa Maria de Fatima bermula ketika adanya tugas pelayanan dan pewartaan dari Vikaris Apostolik Jakarta, Mgr. Adrianus Djajasepoetra SJ kepada Pater Wilhelmus Krause Van Eeden SJ.

Altar di Dalam Gereja Santa Maria De FatimaKompas.com / Gabriella Wijaya Altar di Dalam Gereja Santa Maria De Fatima
Tidak hanya sebagai gereja, Santa Maria de Fatima juga didirikan sebagai sekolah dan asrama bagi orang-orang Hoakiau (Cina Perantau) yang berada di sekitar Glodok. 

Kemudian, Pater Antonius Loew SJ dari Austria dipilih sebagai kepala paroki (persekutuan umat beriman kristiani).

Pendampingnya adalah Pater Leitenbauer yang juga menjadi pengelola sekolah yang pertama.

Sekolah tersebut dinamakan Sekolah Ricci yang berasal dari nama imam missionaries Yesuit. Matteo Ricci. Sampai sekarang, Sekolah Ricci masih eksis.

Mereka juga membuka kursus bahasa Inggris, Jerman dan Mandarin, yang terkenal dengan sebutan Ricci Evening School dan asrama yang diberi nama Ricci Youth Center.

Baca juga: Tahan Letusan Krakatau, Ini Rahasia Konstruksi Gereja Sion Jakarta

Pada tahun 1954, tanah dan bangunan resmi menjadi milik gereja. Di tahun yang sama, perayaan ekaristi pertama dilaksanakan di dalam fasilitas ibadah itu.

Empat orang imam memimpin ibadah perdana tersebut dan diikuti oleh 16 orang umat.

Setiap minggunya, umat di Gereja Santa Maria De Fatima terus bertambah hingga saat ini dengan tetap mempertahankan ibadah menggunakan Bahasa Mandarin.

Bahasa ini dulunya dipakai untuk melayani warga Hoakiau (Cina Perantauan) yang berada di kawasan Glodok.

Gereja Santa Maria de Fatima di kawasan Petak Sembilan, Jalan Kemenangan III, Jakarta Barat, Kamis (23/1/2020).KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA Gereja Santa Maria de Fatima di kawasan Petak Sembilan, Jalan Kemenangan III, Jakarta Barat, Kamis (23/1/2020).
Tak hanya dari luar, ketika memasuki gereja, pengunjung akan merasakan atmosfer khas China yang kental.

Konstruksi kayu, ukiran, warna merah dan emas mendominasi setiap sudut gereja, termasuk pada altar gereja.

Empat pilar kayu yang berwarna merah berdiri menopang bagian altar dan di atasnya terdapat ukiran lukisan dari kayu yang mempelihatkan peristiwa Yesus disalib di Bukit Golgota.

Bagian mimbar untuk romo memimpin misa juga terdapat ukiran kayu yang khas China.

Nama gereja ini sendiri diambil dari sebuah cerita tentang penampakan Bunda Maria kepada tiga anak gembala di Fatima, Portugal. Cerita itu tergambar dalam relief Gua Maria di sisi kanan gereja.

Gereja ini berdiri di kampung dengan warga yang berasal dari latar belakang agama berbeda-beda. Namun, tetap menjaga toleransi dan saling bahu membahu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com