Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Diakui atau Tidak, Mudik Lewat Tol Trans-Jawa Tahun Ini Lebih Lancar"

Kompas.com - 01/05/2022, 10:32 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Diakui atau tidak, mudik lewat Tol Trans-Jawa tahun ini lebih lancar".

Demikian Jessica Puspadayasari mengutarakan pendapatnya kepada Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com, Sabtu (30/4/2022).

Sebelum Tol Trans-Jawa resmi diumumkan tersambung pada 2018, perjalanan mudik dari Cimanggis, menuju Probolinggo yang ditempuh Jessica dan keluarga bisa dalam waktu puluhan jam.

Kini, karyawan BPJS Ketenagakerjaan itu, hanya membutuhkan waktu 14 jam, termasuk istirahat di sejumlah rest area, dan bermalam di Solo. 

Baca juga: [VIDEO] Tim Merapah Trans-Jawa Eksplorasi Tol Surabaya-Probolinggo

Menurut dia, perjalanan mudik memang harus dipersiapkan dengan matang, terutama dalam manajemen waktu.

Hal ini sangat krusial, mengingat peserta mudik setiap tahun terus meningkat. Bahkan, tahun ini diperkirakan mencapai 85,5 juta orang.

Oleh karena itu, lanjut Jessica, lancar tidaknya perjalanan mudik sangat bergantung pada keputusan tepat dan cerdas yang diambil pemudik.

Sejumlah kendaraan pemudik melaju di Jalan Tol Palimanan-Kanci, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (27/4/2022). Uji coba sistem ganjil genap di Jalan Tol Trans-Jawa dilanjutkan hingga Gerbang Tol Kalikangkung untuk mengantisipasi peningkatan kendaraan yang akan berdampak perlambatan hingga kemacetan panjang pada arus mudik Lebaran 2022.ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA Sejumlah kendaraan pemudik melaju di Jalan Tol Palimanan-Kanci, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (27/4/2022). Uji coba sistem ganjil genap di Jalan Tol Trans-Jawa dilanjutkan hingga Gerbang Tol Kalikangkung untuk mengantisipasi peningkatan kendaraan yang akan berdampak perlambatan hingga kemacetan panjang pada arus mudik Lebaran 2022.
Mengumpulkan informasi teraktual terkait mudik sebanyak mungkin adalah salah satu bagian dari persiapan perjalanan dengan baik.

Termasuk rute yang akan dilintasi, jumlah dan posisi serta kelengkapan fasilitas rest area, pengecekan saldo uang elektronik, pengecekan kendaraan, kecukupan BBM, P3K, bekal makanan untuk perjalanan, serta pantauan kebijakan arus lalu lintas.

"Zaman digital, semua informasi tersedia. Seharusnya, jika pemudik dibekali dengan informasi mencukupi, tidak akan ada lagi cerita terjebak kemacetan, dan lain sebagainya," tutur Jessica.

Alhasil, Jessica yang melakukan perjalanan mudik bersama suami, tiba di tempat tujuan sesuai dengan rencana. Tanpa meleset sedikit pun.

Baca juga: Berkat Popok, Pasangan Suami Istri Ini Tak Terjebak Macet Panjang

Dia memulai perjalanan hari Rabu (27/4/2022) pada pukul 05.00 WIB dari Cimanggis, Depok, melalui Tol Jagorawi untuk kemudian melanjutkan perjalanan via Tol JORR, Tol Layang MBZ, dan sejumlah ruas Tol Trans-Jawa lainnya.

Pukul 15.30 WIB, pasangan suami istri ini singgah di Solo dan bermalam di rumah keluarga, dengan terlebih dahulu berhenti di tiga rest area, Km 228, Km 377, dan Km 429.

Mereka menikmati perjalanan. Tak hanya panorama pegunungan di sisi kiri dan kanan jalan tol, melainkan juga fasilitas rest area yang sudah jauh lebih baik, bersih, dan lengkap.

"Terutama kondisi masjid dan toilet yang memang berperan sangat vital membuat mudik lebih nyaman, dan menyenangkan," urai Jessica.

Antrean kendaraan msuk rest Area Kilometer 57 tol Japek, Jumat (29/4/2022) pukul 18.30 WIB.KOMPAS.COM/FARIDA Antrean kendaraan msuk rest Area Kilometer 57 tol Japek, Jumat (29/4/2022) pukul 18.30 WIB.
Hanya dengan biaya BBM Rp 750.000, dan biaya tol hampir Rp 850.000, Jessica dan suami tiba di GT Probolinggo Timur tepat hari Jumat (29/4/2022) pukul 11.000 WIB sejak keberangkatan dari Solo pukul 07.00 WIB.

Pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR sendiri menjamin penyediaan infrastruktur jalan tol, khususnya Tol Trans-Jawa sepanjang 1.051 kilometer operasional, dan fasilitas rest area menjadi fokus untuk masyarakat pengguna.

Kepala BPJT Danang Parikesit mengungkapkan, badan usaha jasa tol (BUJT) telah diminta untuk menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana demi kenyamanan pemudik.

Contohnya fasilitas toilet di rest area ditambah dari sebelumnya 1.700 toilet menjadi 2.800 toilet plus toilet portable dan temporer.

"Hanya memang, yang perlu terus didorong adalah soal edukasi dan tanggung jawab bersama untuk stay di rest area maksimal 30 menit," ujar Danang kepada Kompas.com, Minggu (1/5/2022).

Efektivitas "One Way"

Kisah perjalanan mudik yang lancar tanpa kendala berarti juga dialami Azis. Bedanya, pemudik muda yang memulai perjalanan dari Cikarang ini menggunakan kendaraan roda dua.

Dengan demikian, rute yang dimanfaatkan adalah Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa. 

Dalam perbincangan dengan Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com pada Jumat (29/4/2022) malam, Azis bercerita, kondisi lalu lintas di Jalur Pantura pada perhelatan mudik tahun ini sangat baik bahkan bila dibandingkan tahun 2019.

"Saya bablas, lancar dari Cikarang ke Cirebon hanya 4 jam. Itu pun banyak rehat di SPBU. Mungkin ini dampak dari kebijakan one way di Jalan Tol jakarta-Cikampek ya," ujar Azis yang rajin membuka situs NTMC Polri untuk mengetahui situasi arus lalu lintas terkini.

Pemberlakuan one way dari kilometer 47 sampai kilometer 70 tol Jakarta-Cikampek telah dihentikan, Sabtu (30/4/2022). Kepadatan terjadi di sejumlah titik.KOMPAS.COM/FARIDA Pemberlakuan one way dari kilometer 47 sampai kilometer 70 tol Jakarta-Cikampek telah dihentikan, Sabtu (30/4/2022). Kepadatan terjadi di sejumlah titik.
Diskresi lalu lintas one way juga dinilai sangat efektif oleh pemudik lainnya, Alfa Yustikano Marganaputra, Account Representative KPP Pratama Bekasi Barat

Alfa dan istrinya Ajeng Parimitha, memulai perjalanan dari Bekasi Timur pada Kamis (28/4/2022) pukul 19.00 WIB, sampai di Delanggu 11 jam kemudian.

Menurut dia, pemberlakuan kebijakan satu arah atau one way yang dimulai dari Km 47 Tol Japek hingga Km 414 Kalikangkung Tol Batang-Semarang sangat efektif mengurai kemacetan yang setiap tahun terjadi.

Terutama di ruas-ruas yang rutin dilalui setiap tahun saat pulang ke kampung halaman, yakni Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Tol Cipali, Tol Palimanan-Kanci (Palikanci), Tol Kanci-Pejagan, Tol Pejagan-Pemalang, Tol Pemalang-Batang, Tol Batang-Semarang, dan Tol Semarang-Solo.

"One way ini solusi mudik yang sebaiknya dipertahankan dan kalau memungkinkan diperpanjang sejak Km 0 Tol Japek," imbuh Alfa.

Namun demikian, Alfa menilai kelemahan dari penerapan one way ini ada pada pembukaan arus lalu lintas yang memungkinkan pemudik dari gerbang tol (GT) sebelah kiri di tiap ruas tol langsung memotong ke bagian kanan. Hal ini sangat membahayakan.

Akibatnya, di sejumlah titik terjadi antrean panjang karena perpotongan jalur dari A ke B. Alfa mencontohkan, Km 88 seharusnya tidak dibuka karena one way dimulai dari Km 47.

Kelemahan lainnya adalah, masih diizinkannya kendaraan truk yang tidak mengangkut sembilan bahan pokok beredar di jalan tol.

"Tapi, secara umum, perjalanan mudik kali ini sangat lancar. Lebih lancar dibanding tahun 2019 lalu, sebelum pandemi Covid-19," cetus Alfa.

Strategi pemindahan transaksi tol di GT Palimanan ke GT Kalikangkung juga sangat cerdas guna menghindari penumpukan kendaraan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com