JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Sarinah pasca-renovasi sudah bisa dikunjungi oleh masyarakat sejak Senin (21/3/2022).
Sarinah adalah pusat perbelanjaan pertama di Indonesia yang sempat berjaya pada tahun-tahun awal berdirinya.
Sarinah dibangun pada 17 Agustus 1962 dengan nama PT Departement Store Indonesia dan resmi beroperasi 15 Agustus 1966.
PT Departement Store Indonesia kemudian dikenal dengan nama Sarinah setelah Presiden Soekarno mengubah nama mal tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada sosok figur yang sangat berpengaruh dihidupnya.
Seiring berjalannya waktu, pembenahan perlu dilakukan oleh Sarinah agar bisa bertahan di tengah persaingan yang semakin sengit dengan mal saat ini, ditambah semakin masifnya tren berbelanja daring.
Baca juga: Segera Dibuka Maret 2022, Begini Transformasi Sarinah
Hal ini seperti disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagaimana dikutip dari akun Instagram-nya tahun 2019 lalu.
"Saya berkunjung ke Sarinah kemarin, selain mencari beberapa barang untuk isi kantor, saya ingin melihat langsung proses bisnis dan juga kondisi Sarinah saat ini," kata Erick.
Erick mengatakan, transformasi Sarinah pada intinya adalah kembali ke khitahnya dengan tetap menjaga keutuhan warisan para pendiri bangsa dengan kemasan dan eksistensi kekinian.
Di sisi lain, gedung yang telah berusia lebih dari setengah abad ini memang sudah saatnya direnovasi untuk menjaga kekokohan struktur dengan mempertimbangkan golden rule terkait keselamatan, kesehatan, dan lingkungan hidup.
Adapun pihak yang berperan dalam renovasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang ritel tersebut adalah arsitek lokal, yakni PT Airmas Asri.
Baca juga: Ternyata, Eskalator Mall Sarinah Merupakan yang Pertama di Indonesia
Dikutip dari Instagram @airmasasri, proyek transformasi Sarinah berfokus pada pelestarian bangunan cagar budaya, desain arsitektur akan kembali ke bentuk asli pada tahun 1967.
View this post on Instagram
Hal ini dilakukan melalui pengoptimalan fungsi gedung Sarinah, menjadi tempat belanja, promosi produk lokal serta ruang publik.
Selain itu, transformasi Sarinah turut diharapkan bisa menjadi representasi masa depan kawasan Thamrin dengan ruang publik yang layak huni dan ramah pedestrian.
Biro arsitek ini memiliki filosofi bukan hanya untuk merancang bangunan indah dan mengesankan, melainkan ingin menciptakan lingkungan fisik yang memberikan nilai tambah.