Awal Tahun 2022, Konsumen Lebih Percaya Diri Beli Properti

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir, tetapi di awal tahun 2022 banyak konsumen yang berencana membeli properti dalam kurun waktu satu tahun ke depan.

Hal tersebut disampaikan Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam webinar "Adaptasi dengan Pandemi, Pencarian Rumah Berlanjut", Rabu (23/3/2022).

“Berdasarkan hasil Rumah.com Indonesia Consumer Sentiment Study H1 2022, ditemukan sebanyak 71 persen konsumen ingin membeli properti dalam kurun waktu satu tahun ke depan,” ujarnya.

Dia mengatakan, sentimen konsumen ini sempat mengalami penurunan indeks pada semester lalu. Namun, indeksnya kembali meningkat pada semester pertama tahun 2022.

Baca juga: 750 Warga Cirebon Bakal Terima Rp 17,5 Juta untuk Perbaikan Rumah Tak Layak Huni

Bahkan, tingkat optimisme masyarakat saat ini hjauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, atau sebelum pandemi Covid-19, yakni sebesar 65 persen.

“Dari hasil survei ini juga diketahui bahwa ada 68 persen responden yang sudah memiliki hunian, tetapi ingin membeli lagi hunian baru,” tambah Marine.

Selama pandemi ini, Marine menjelaskan, banyak terjadi perubahan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian hunian.

Salah satunya adalah keinginan untuk tinggal di luar Jabodetabek terlebih bila bisa bekerja dari rumah (WFH). Asalkan lokasi rumah ini memiliki akses yang dekat dengan transportasi umum.

Baca juga: Sektor Properti Membaik, Harga Rumah Seken Terus Naik

Bila bisa melakukan WFH, para konsumen ingin mencari hunian yang belokasi di daerah Bali, Jawa Barat, dan Yogyakarta.

“Para pencari hunian juga ingin properti yang mereka beli memiliki ruang dengan fungsi-fungsi yang jelas, termasuk ruang belajar,” tandasnya.

Rumah.com Indonesia Consumer Sentiment Study merupakan langkah Rumah.com untuk merangkum sikap optimisme dan minat dalam membeli properti.

Survei ini dilakukan kepada 1.000 orang reseponden yang ingin mencari properti dengan mengakses laman Rumah.com.

Ada beberapa hal yang ditanyakan kepada responden, seperti kondisi suplai properti, kemampuan membeli, tingkat suku bunga dan upaya pemerintah, serta perkiraan mengenai harga properti di masa depan.