Tahap 1 Tuntas, Normalisasi Sungai Sekanak Lambidaro Berlanjut 1,3 Kilometer

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR telah menyelesaikan pekerjaan normalisasi Sungai Sekanak Lambidaro di Sumatera Selatan, sepanjang 800 meter.

Tujuan utama revitalisasi atau normalisasi Sungai Sekanak Lambidaro adalah mengembalikan fungsi sungai sebagai pengendali banjir dan sumber air.

Kemudian, memperbaiki sempadan sungai dengan membangun pejalan kaki, serta menjadikannya sebagai destinasi wisata baru atau ikon baru Kota Palembang.

Baca juga: Tangani Banjir Papua, Kementerian PUPR Kaji Opsi Normalisasi Sungai

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, diperlukan penataan untuk mengembalikan daya tampung dan aliran sungai.

"Saya mengimbau semua pihak untuk menjaga daerah resapan air melalui penghijauan kembali dan menahan laju alih fungsi lahan," kata Basuki dalam rilis pers, Senin (07/02/2022).

Kepala BBWS Sumatera VIII Maryadi Utama menjelaskan, revitalisasi sungai sepanjang 800 meter tersebut merupakan tahap awal. Sementara sesuai rencana sepanjang 11 kilometer.

Pihaknya akan melanjutkan revitalisasi atau normalisasi sungai sepanjang kurang lebih 1,3 kilometer menuju kawasan Jalan Radial.

Pengerjaannya dilakukan usai Festival Sungai Sekanak Lambidaro Palembang yang digelar pada 5-6 Februari 2022 guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terus melindungi sungai.

"Pemugaran Sungai Sekanak Lambidaro sepanjang 800 meter sudah selesai dan akan dilanjutkan kurang lebih 1,3 kilometer," ujar Maryadi.

Menurut dia, satu unit perahu berwarna putih milik BBWS VIII Sumatera telah disiapkan untuk menjadi transportasi utama Petugas Pekerjaan Umum (PU) menyaring aliran sampah di sungai tersebut.

BBWS Sumatera VIII bersinergi dengan Pemprov Sumatera Selatan dan Pemkot Palembang untuk merevitalisasi sungai sepanjang 800 meter dan membangun ruang terbuka publik di atas sempadan sungai.

Total kebutuhan pekerjaan Sungai Sekanak Lambidaro mencapai Rp 400 miliar penganggaran tiap tahunnya menyesuaikan dengan kesiapan lahan, pembangunan tahap pertama sebesar Rp 42 miliar.