Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Jalan Tol Terpeka dan Kapal Betung Rusak dan Berlubang

Kompas.com - 25/01/2022, 07:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan sejumlah kerusakan yang terdapat di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) dan ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung).

"Terdapat tiga jenis persoalan kerusakan di lapangan yang kami temukan, dan telah kami bahas lebih lanjut bersama dengan Direktur Utama masing-masing usaha jalan tol tersebut," kata Danang dalam konferensi persnya, Senin (24/01/2022).

Kerusakan yang dimaksud yaitu ditemukannya sejumlah titik jalan yang retak dan berlubang, lalu adanya perbedaan ketinggian jembatan dan jalan tol (leveling oprit jembatan) serta penurunan median concrete barrier (MCB) atau pembatas median jalan.

Baca juga: Mengapa Tol Terpanjang di Indonesia Bergelombang? Begini Penjelasannya

BPJT juga telah merekapitulasi seluruh titik lokasi hingga jenis kerusakan dan temuan serta di mana saja perbaikan yang harus dilakukan oleh pengelola atau badan usaha.

"Lebih detailnya kami telah merekapitulasi di mana saja titik kerusakannya dan terjadinya penurunan Standar Pelayanan Minimal (SPM)," ujarnya.

Danang merinci terdapat beberapa jenis tingkat kerusakan yang ditemukan di ruas jalan tol tersebut yaitu:

Kerusakan pada perkerasan lentur:

1. Plastic Flow

Kerusakan ini disebabkan karena kurangnya energi pemadatan dan filter yang menyebabkan kadar aspal menjadi relatif lebih tinggi.

Kemudian juga karena kurangnya rongga dan rendahnya stabilitas campuran.

2. Patching (tambalan)

Kemungkinan penyebabnya yaitu gradasi kurang tepat, beberapa lokasi bahkan menggunakan AC-Base yang tidak kedap air. Lalu kurangnya energi pemadatan serta masalah tack coat.

3. Potholes (jalan berlubang)

Kemungkinan penyebabnya karena kurangnya energi pemadatan, agregat kotor sehingga ikatan antara aspal dan agregat tidak baik.

Lalu lapisan permukaan dihampar pada suhu yang tidak sesuai dan tack coat yang tidak berfungsi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com