Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Operasi Kereta Cepat Molor, Ada Masalah Konstruksi Tunnel

Kompas.com - 18/01/2022, 14:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Operasionalisasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dipastikan mundur dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya yakni akhir 2022.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, proyek tersebut akan beroperasi Juni 2023. 

"Dan kemudian pada bulan Juni tahun 2023 bisa kita operasionalkan," jelas Jokowi saat meninjau Tunnel 2 proyek tersebut, Senin (17/1/2022).

Mundurnya operasionalisasi KCJB karena ada masalah dalam pembangunan terowongan pada Tunnel 2. 

Presiden Direktur PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan, Tunnel 2 menjadi salah satu area dengan tantangan geologis tersulit. 

Baca juga: Molor dari Target, Operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi Juni 2023

Berada di area formasi clayshale ekstrem, tanah Tunnel 2 akan mengembang jika terkena udara dan air, serta menurunkan daya dukung tanah hingga 80 persen.

"Hal ini cukup menyulitkan kontraktor melakukan penggalian karena tanah yang digali akan mudah longsor," kata Dwiyana dalam keterangan yang dikutip Kompas.com, Selasa (18/01/2022). 

Selain Tunnel 2, area clayshale juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam penyelesaian Tunnel 4 dan Tunnel 6.

Tunnel 4 yang berlokasi di Sukajaya dan Malangnengah menghadapi area clayshale dan saat ini progresnya sudah mencapai 96,95 persen.

Kemudian Tunnel 6 yang berlokasi di Cikalongwetan menghadapi tantangan area clayshale dan mata air.

"Saat ini progres Tunnel 6 yang merupakan terowongan terpanjang di proyek KCJB sudah mencapai 94,85 persen," cetus Dwiyana. 

Meski menghadapi tantangan geologis cukup sulit, KCIC bersama kontraktor terus mencari solusi penyelesaian atas kondisi tersebut.

Setelah melakukan asesmen dan koordinasi, solusi penanganan area clayshale di area pembangunan Tunnel 2 pun berhasil ditemukan.

Beberapa langkah dan solusi dilakukan oleh kontraktor untuk mengatasi tantangan tersebut.

Di antaranya menambah titik penggalian, melakukan perubahan metode kerja dan surface grouting hingga penambahan tenaga kerja.

Secara detail, penambahan titik penggalian dilakukan dari dua menjadi empat arah. Jika sebelumnya penggalian dilakukan di dua titik yakni inlet dan outlet, kini titik penggalian ditambah dengan dua titik inclined shaft.

Kemudian kontraktor juga mengubah metode kerja dari three bench (tiga lapis) menjadi double sidewall (sembilan lapis). Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya longsor yang lebih besar.

Namun perubahan metode kerja ini membuat pekerjaan yang dilakukan membutuhkan waktu yang lebih lama dan kehati-hatian yang tinggi.

Mengingat pembangunan konstruksi tunnel harus dilakukan dengan mengedepankan aspek safety baik terhadap konstruksi maupun hasil pekerjaan.

Solusi selanjutnya adalah melakukan surface grouting di lapisan atas tunnel. Metode ini dilakukan dengan melakukan drilling dan pengecoran beton di titik-titik yang rawan clayshale di sepanjang area Tunnel 2. Tujuannya untuk memperkuat lapisan atas tunnel.

Di samping penerapan metode kerja dan teknik penggalian tunnel, KCIC bersama kontraktor juga melakukan penambahan pekerja.

Pertama, dilakukan penambahan tenaga ahli tunnel dan grouting dari China yang bekerja sama dengan ahli dari Institut Tenologi Bandung (ITB).

Para tenaga ahli ini dilibatkan untuk membantu memecahkan persoalan yang dihadapi di lapangan.

Selain tenaga ahli, kontraktor Sinohydro juga telah melakukan penambahan jumlah pekerja tunnel menjadi 545 orang.

"Saat ini progres pengerjaan sudah bisa berjalan normal. Setiap hari penggalian di Tunnel 2 bisa dilanjutkan 1,2 meter hingga 1,8 meter per hari," lanjut dia. 

Saat ini pembangunan Tunnel 2 sudah mencapai 69,78 persen.

Dwiyana menegaskan pihaknya bersama kontraktor akan berupaya maksimal untuk menyelesaikan proyek KCJB sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

"Kami harapkan untuk Tunnel 2 bisa selesai pada akhir April 2022. Dan saat ini secara paralel pembangunan di titik-titik lain juga terus berjalan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com