KOMPAS.com – Memiliki rumah pribadi adalah impian sebagian besar masyarakat, terutama generasi milenial dan pasangan baru.
Sayangnya, membangun hunian bukan perkara mudah. Banyak persyaratan dan kendala yang harus dilalui, salah satunya adalah terkait budget atau anggaran yang dimiliki.
Menjawab permasalahan tersebut, muncul konsep rumah tumbuh atau growing house.
Rumah tumbuh adalah konsep membangun rumah secara bertahap yang disesuaikan dengan prioritas kebutuhan hunian yang esensial, dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (4/1/2022).
Baca juga: Pilihan Rumah Murah di Bogor, Cocok untuk Anda yang Berkantong Pas-pasan
Konstruksi fisik bisa berlangsung dalam jangka waktu yang lama dengan melanjutkan proyek ketika sudah memiliki dana baru yang masuk.
Misalnya rumah tumbuh dengan nama rumah gerbong di daerah Tangerang Selatan yang telah selesai dibangun pada tahun 2017 oleh Studio Sae, perusahaan konsultasi arsitektur.
Dilansir dari Studio Sae, pembangunan rumah dengan konsep growing house ini dimulai pada tahun 2000 dengan luas tanah 90 meter persegi dan luas bangunan 36 meter persegi.
Dalam prosesnya, rumah ini mengalami dua tahap evolusi, yakni evolusi bentuk secara fisik, estetika serta fungsi, dan evolusi status sosial, ekonomi dan lingkungan yang pada akhirnya sangat berpengaruh pada evolusi fisik.
Tujuannya adalah untuk menambah fungsionalitas tanpa merusak bangunan yang ada melalui pengembangan struktur sederhana.
Selain itu, strategi yang digunakan dengan memecah fungsi ruangan sebagai tempat tinggal dan bekerja itu mampu menghasilkan tipologi baru yang khas.
Fasilitas yang tersedia di rumah tumbuh tersebut meliputi kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, ruang baca, musholla, ruang layanan, ruang kerja, perpustakaan mini, amfiteater mini, dapur umum dan atap hijau.
Berkat konsep rumah tumbuh yang diusung tersebut, rumah gerbong berhasil menjadi pemenang pada ajang bergengsi World Architecture Festival 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.