JAKARTA, KOMPAS.com - Cat anti-fouling merupakan cat pelapis khusus yang biasanya diaplikasikan pada pilar jembatan atau pilar jalan tol yang berada atas laut.
Jauh sebelum digunakan dalam konstruksi, cat khusus ini sudah diaplikasikan pada lambung dan baling-baling kapal laut.
Tujan penggunaan cat ini adalah memperlambat pertumbuhan organisme laut seperti teritip, lendir, ganggang dan gulma berlumut.
Selain itu, penggunaan cat anti-fouling juga dilakukan untuk mencegah korosi sehingga suatu konstruksi atau bagian-bagian kapal tidak cepat rusak dan aus.
Baca juga: Teknologi Cat di Jalan Tol Bali-Mandara Anti-Korosi
Dalam cat antifouling terkandung biosida atau racun dalam cat, yang dilepaskan ke area laut untuk meracuni organisme yang menempel pada material tertenu.
Terdapat empat bahan dasar yang terkandung dalam cat anti-fouling yakni biosida, damar, pelarut serta pigmen untuk memberi warna.
Cat anti-fouling yang beredar di pasaran terdiri dari tiga jenis yakni:
1. Cat dasar lunak
Cat ini mengandung lapisan berbasis tembaga yang cukup efektif digunakan di perairan yang lebih dingin di mana potensi pertumbuhannya organisme laut lebih rendah.
2. Cat bawah keras
Merupakan cat antifouling yang mengandung lebih banyak biosida (tembaga oksida), sehingga lebih efektif untuk membunuh mikroorganisme laut yang berpotensi merusak.
Cat ini biasanya digunakan pada permukaan yang keras seperti perahu balap atau konstruksi. Namun harga cat ini relatif mahal.
3. Cat antifouling ablatif
Cat ini memiliki fungsi yang sama namun daya tahan biosidanya relatif lebih lama dibandingkan jenis cat anti-fouling lainnya.
Salah satu konstruksi di Indonesia yang telah menggunakan cat anti-fouling adalah Jalan Tol Bali-Mandara, yang telah beroperasi sejak tahun 2013 lalu.
Meskipun dibangun di atas air, namun jalan ini tetap kokoh. Salah satu rahasianya adalah penggunaan cat anti-fouling pada tiang pancang yang digunakan.
Seperti diketahui, beton merupakan bahan baku yang digunakan untuk membuat pilar jembatan di atas air. Namun, apabila ditempeli biota laut maka beton menjadi lebih rapuh dan cepat rusak.
Karena itu, dibutuhkan pelapis yang efektif untuk melindungi struktur juga membunuh organism perusak seperti teritip.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.