Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbeda dengan Jakarta, Seperti Ini Sumur Resapan di Singapura

Kompas.com - 01/12/2021, 11:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembangunan sumur resapan adalah salah satu cara pemeliharaan air tanah yang bisa dilakukan.

Dilansir dari laman resmi Pusat Teknologi Lingkungan, Rabu (1/12/2021), terdapat banyak fungsi dari sumur resapan.

Sebut saja menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah, mengisi pori-pori tanah, mereduksi dimensi jaringan drainase dan menurunkan pencemarah air tanah.

Baca juga: Alih-alih Sumur Resapan, Jakarta Bisa Tiru Tokyo Bangun Parthenon

Selain itu, sumur resapan air juga berfungsi untuk mengurangi limpasan permukaan tanah yang bisa mencegah terjadinya banjir.

Sumur resapan di Jakarta

Dilansir dari Kompas.com, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza mengatakan, kebutuhan sumur resapan di Jakarta mencapai 1,8 juta. Sedangkan saat ini, terdapat 3.964 titik sumur resapan yang baru dibangun.

Terkait hal tersebut, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menargetkan pada tahun 2021-2022, pembangunan 300.000 titik sumur resapan akan dilaksanakan.

Adapun cara kerja sumur resapan di Jakarta adalah air akan dialirkan melalui bak kontrol dengan menggunakan tali-tali yang disediakan.

Selanjutnya, air akan disaring sebelum masuk ke dalam sumur resapan.

Harapannya, sumur resapan atau yang kerap disebut dengan drainase vertikal ini bisa menjadi salah satu solusi banjir di Jakarta.

Sumur resapan di Singapura

sumur resapan Singapura sumur resapan Singapura
Sementara itu, berbeda dengan Jakarta, sumur resapan di Singapura pertama kali dibangun pada akhir tahun 1990-an.

Kota ini berusaha untuk tidak memakan banyak lahan mengingat luas wilayahnya yang hanya 704 kilometer persegi, dilansir dari New Civil Engineer.

“Salah satu pendorongnya adalah mengurangi land take. Singapura hanya memiliki sekitar 700 kilometer persegi tanah,” kata Asisten Direktur Dewan Utilitas Publik Singapura (PUB) Yong Wei Hin.

Cara kerja sumur resapan di Singapura ini adalah dengan mengumpulkan air limbah di selokan dan menyalurkannya ke terowongan sepanjang 48 kilometer berkedalaman 20-55 meter di bawah tanah.

Kemudian, saluran pembuangan dalam terowongan akan membawa air ke Changi Water Reclamation Plant untuk diolah.

Sebagai perlindungan terhadap korosi, beton secara cast in situ dengan tebal 225 milimeter dan membran high desnsity polyethelene (HDPE) setebal 2,5 milimeter dipasang di dalam terowongan.

Yang menjadi poin lebih adalah, sistem sumur resapan Singapura ini tidak memerlukan pemompaan karena bergantung pada gravitasi yang bertingkat dan bermuara ke satu titik.

Tidak hanya itu, rute sumur resapan juga dipilih secara khusus dengan tujuan untuk meminimalisasi dampak pada struktur bangunan di kemudian hari.

“Kami menyelaraskan terowongan di sepanjang jalan tol utama dan bukan di bawah bangunan,” tambah Yong Wei Hin.

Sumur resapan yang memakan dana sebesar 1,6 miliar pound atau setara dengan Rp 30,5 triliun tersebut merupakan solusi yang diberikan oleh PUB untuk memenuhi kebutuhan air limbah Singapura sampai dengan 100 tahun ke depan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com