Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rampung 2024, Cek Progres Jalan Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan

Kompas.com - 28/11/2021, 21:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun jalan perbatasan Indonesia-Malaysia sepanjang 1.832 kilometer yang berada di 3 provinsi yaitu Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Timur (Kaltim), dan Kalimantan Utara (Kaltara).

Pembangunan infrastruktur jalan pada kawasan perbatasan bertujuan untuk memperkokoh negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta membuka keterisolasian daerah terpencil, mengurangi biaya kemahalan, dan pemerataan pembangunan di wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan jalan akses dan paralel perbatasan merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi NKRI dengan fungsi memperkuat pertahanan dan keamanan negara serta mendorong tumbuhnya embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan perbatasan.

Baca juga: Begini Wajah Masa Depan Perbatasan Negara di Kalimantan Barat

"Saya melihat ruas jalan Nanga Era-Batas Kaltim sudah memenuhi standar jalan nasional, lebar tujuh meter. Belum seluruhnya beraspal, sebagian masih agregat dan tanah yang dipadatkan, dan masih ada yang belum tembus. Kami targetkan hingga tahun 2024 jalan sudah tembus dan sebagian besar beraspal," Menteri Basuki dalam keterangannya, Minggu (28/11/2021). 

Di Provinsi Kalbar, pembangunan jalan perbatasan sepanjang 811 kilometer dengan status hingga akhir 2021 sudah tembus seluruhnya.

Kondisi jalan berupa tanah sepanjang 277 kilometer, agregat 172 kilometer, dan aspal atau rigid 363 kilometer.

Pekerjaan pengaspalan diprioritaskan pada area yang dekat permukiman serta terdapat fasilitas umum seperti Puskesmas, pasar, sekolah, dan kantor pemerintahan.

Sementara penggunaan lapisan agregat digunakan pada area yang meningkat lalu lintas harian-nya (LHR).

Selanjutnya di Provinsi Kaltim secara keseluruhan jalan perbatasan sepanjang 406 kilometer telah tembus dengan kondisi tanah 155 kilometer, agregat 165 kilometer, dan aspal 86 kilometer.

Ditargetkan pada tahun 2024, jalan perbatasan di Kaltim dapat diselesaikan dalam kondisi aspal 295 kilometer, agregat 63 kilometer, dan sisanya berupa tanah sepanjang 48,5 kilometer.

Di Provinsi Kaltara secara keseluruhan jalan perbatasan sepanjang 614 kilometer, saat ini masih tersisa sepanjang 36 kilometer yang belum tembus, yakni berada di sekitar Metulang, Kabupaten Malinau hingga Batas Provinsi Kaltim.

Sementara untuk jalan yang sudah tembus sepanjang 578 kilometer kondisinya tanah 452 kilometer, agregat 118 kilometer, dan aspal 9 kilometer.

Selain membuka keterisolasian wilayah, pembangunan jalan perbatasan di Kalimantan juga berfungsi untuk meningkatkan akses menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang juga dibangun Kementerian PUPR.

Terdapat 9 PLBN yang sudah selesai maupun on-going di Kalimantan yang meliputi 5 PLBN yaitu Nanga Badau, Entikong, Aruk, Sei Kelik, Jagoi Babang di Kalbar dan 4 PLBN yaitu Sei Pancang, Labang, Long Midang, dan Long Nawang di Kaltara.

Dengan meningkatnya konektivitas masyarakat menuju kawasan perekonomian PLBN diharapkan dapat membangkitkan jalur-jalur logistik baru yang mendukung tumbuhnya embrio pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan.

Di mana barang kebutuhan pokok akan dapat diperoleh dengan lebih mudah dan murah, sehingga dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com