Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Produksi Pertanian, Bendung Glapan Tuntas Direhabilitasi 2023

Kompas.com - 12/10/2021, 12:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional melalui kegiatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi.

Salah satu wujud dukungan Kementerian PUPR adalah dengan dilaksanakannya kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi pada Daerah Irigasi (DI) Glapan di Kabupaten Grobogan dan Demak, Provinsi Jawa Tengah. 

Rehabilitasi DI Glapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersebut merupakan salah satu program unggulan Kementerian PUPR di samping penyelesaian bendungan on-going dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.

Baca juga: Bendung Mena NTT Diperbaiki Guna Pulihkan Suplai Air Irigasi Warga

"Pembangunan bendungan harus dibarengi dengan pembangunan jaringan irigasinya. Sehingga bendungan-bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat langsung memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat petani,” kata Basuki, Selasa (12/10/2021). 

DI Glapan dibangun pada tahun 1852-1859 di masa Pemerintahan Kolonial Belanda dengan konstruksi bendung berupa ambang pasangan batu disertai bidang terjunan yang panjang sehingga membentuk seperti saluran miring.

Luas area layanan DI Glapan sesuai Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 14/PRT/2015 adalah 18.740 hektar yang terdiri dari Intake kiri untuk DI Glapan Barat seluas 10.113 hektar, dan Intake kanan untuk DI Glapan Timur seluas 8.671 hektar.

Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi DI Glapan sudah dimulai oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) sejak tahun 2018 dengan target penyelesaian di tahun 2023.

Pada tahun 2018 dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi DI Glapan Timur yang dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) meliputi pekerjaan normalisasi bagian hulu Bendung Glapan, disertai pekerjaan normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Milir sekitar 2 kilometer.

Baca juga: Bakal Diresmikan Akhir Oktober, Bendungan Ladongi Tengah Diisi Air

Kemudian pada tahun 2019 melalui pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), kegiatan tersebut dilanjutkan meliputi pekerjaan normalisasi dan perkuatan tebing saluran induk sekitar 2 kilometer.

Dilanjutkan dengan normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Milir sekitar 4 kilometer, serta normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Doreng sekitar 8 kilometer.

Selanjutnya pada tahun 2020-2021, melalui pembiayaan SBSN dilaksanakan lanjutan pekerjaan normalisasi dan perkuatan tebing saluran induk sekitar 535 meter, dan normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Gubug sekitar 5 kilometer.

Berikutnya normalisasi dan perkuatan tebing saluran sekunder Dangi sepanjang 18,3 kilometer, serta lanjutan perkuatan tebing saluran sekunder Doreng sepanjang 1,35 kilometer.

Di samping rehabilitasi bangunan rumah jaga bendung, rumah genset, rumah pintu, mekanisasi pintu intake, serta pekerjaan parapet di hulu Bendung Glapan.

Pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi DI Glapan ini direncanakan untuk dituntaskan melalui multi years contract  (MYC) tahun 2021-2023.

Baca juga: Tinjau Proyek Bendungan di IKN, Basuki Ingatkan Hal Ini

Di mana untuk DI Glapan timur meliputi pekerjaan persiapan, bendung, rehabilitasi saluran, dan jalan inspeksi.

Selanjutnya untuk DI Glapan barat meliputi pekerjaan persiapan, saluran induk, saluran sekunder, garasi alat berat, pekerjaan lansekap, dan jalan inspeksi.

Rehabilitasi Bendung Glapan yang diikuti dengan jaringan irigasinya ini diharapkan dapat meningkatkan luas areal tanam (padi) di Provinsi Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Grobogan dan Demak.

Peningkatan efisiensi saluran irigasi yang sebelumnya berupa saluran tanah dengan efisiensi air 60 persen menjadi saluran pasangan dengan efisiensi air 80 persen, akan ada peningkatan indeks penanaman (IP) padi yang sebelumnya 179 persen menjadi 240 persen.

Ini berarti tambahan areal tanam padi sebesar 21 persen di musim tanam kedua (MT2), dan tambahan areal tanam padi sebesar 40 persen di musim tanam ketiga (MT3). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com