JAKARTA, KOMPAS.com - Di Jakarta, ada banyak bangunan peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda bernuansa Eropa.
Salah satunya Gereja Sion yang didirikan pada 1693 oleh seorang arsitek bernama Ewout Verhagen.
Gereja ini memiliki ciri khas langgam romanesque, yang terlihat pada pilar-pilar dengan busur melengkung di pintu masuk bangunan ini.
Pada masa pemerintahan VOC, tempat peribadatan ini juga dikenal dengan nama Gereja Portugis.
Dibangun untuk mengenang para mantan budak Portugis yang dibebaskan VOC dari Kesultanan Malaka.
Karakteristik arsitektur Portugis adalah bentuk denah bangunan yang dirancang sederhana, persegi panjang layaknya aula atau bangsal.
Baca juga: Gunakan Energi Surya, Gereja Katedral Jakarta Hemat Biaya Listrik 30 Persen
Ciri khas lain dari gereja ini adalah ornamen mimbar dan orgel pipa bergaya Baroque yang dikenal memiliki bentuk-bentuk dramatis.
Tak hanya itu, interior juga dihiasi ukiran secara intensif termasuk mimbar berbentuk cawan dan lantai gereja tersusun dari ubin granit berwarna keabuan.
Terdapat jendela lengkung antik dengan tinggi lebih kurang tiga meter dan pintu- pintu gerbang gereja dengan tiang antik, yang menopang segitiga (fronton) bergaya Yunani.
Bentuk bangunan yang segiempat memiliki ruang tambahan yang juga berbentuk segiempat tempat dewan gereja berkumpul (konsistori).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.