JAKARTA, KOMPAS.com - September Effect diprediksi akan terjadi pada tahun ini. Sehingga, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan mengalami tren penurunan.
Meski dianggap bulan buruk bagi bursa saham, sektor properti masih masuk dalam rekomendasi potensial bagi investor untuk mengoleksi saham.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan terdapat koreksi cukup besar pada IHSG setiap September. Hal itu sudah terjadi setiap tahunnya.
Dia pun memprediksi September Effect akan berlangsung tahun ini. Mengingat kurangnya sentimen positif di bursa saham.
"Kemungkinan akan terjadi di minggu kedua sampai ketiga September dengan bottom IHSG di area 5.920," kata Chris seperti dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (7/9/2021).
Baca juga: Memotret Ciputra Group, Eksistensi 40 Tahun dan Tantangan Regenerasi
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana telah memperkirakan terjadinya koreksi IHSG pada bulan September-Oktober sejak awal tahun 2021. Menurutnya, kisaran bottom IHSG akan berada pada 5.500-5.850.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menilai September Effect kemungkinan bakal terjadi tetapi dengan penurunan terbatas.
Sebab, bursa saham memiliki sentimen positif mengingat bank sentral Amerika Serikat menunda kebijakan tapering off.
"Untuk sekarang, IHSG sedang bergerak konsolidasi di area 6.000-6.172," ujar William.
Akan tetapi, ketiga analis ini menyepakati bahwa penurunan IHSG merupakan momentum potensial bagi investor untuk mengoleksi sejumlah saham.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.