Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi, Temasek Raih Pendapatan Rp 4 Triliun

Kompas.com - 13/07/2021, 22:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun dalam kondisi Covid-19, perusahaan investasi Singapura, Temasek, mampu meraup pendapatan hingga 381 miliar dolar Singapura (SD) atau setara Rp 4,065 triliun.

Temasek menutup tahun keuangannya pada 31 Maret dan baru mengumumkan hasil review tahunannya, Selasa (13/07/2021).

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Temasek menjelaskan pendapatan bersih naik 75 miliar SD (Rp 801,5 miliar) dibandingkan tahun keuangan sebelumnya.

Selama tahun keuangan 2020/2021, Temasek menginvestasikan dana senilai 49 miliar SD (Rp 523,6 miliar) dan berhasil mengurangi aset senilai 39 miliar SD (Rp 416,8 miliar).

Baca juga: Istri CEO Grab Beli Bungalow di CBD Singapura Seharga Rp 580 Miliar

Sementara itu, total pengembalian saham (TSR) 2 selama satu tahun adalah 24,53 persen. Padahal rata-rata TSR yang didapatkan Temasek sejak didirikan pada tahun 1974 adalah 14 persen per tahunnya.

Kepala gabungan investasi dan pengembang portofolio Temasek Nagi Hamiyeh menjelaskan meskipun terjadi pembatasan di berbagai wilayah, investasi tetap dilakukan.

“Ini adalah tahun rekor investasi dan divestasi untuk Temasek. Itu cukup luar biasa, mengingat adanya lockdown selama pandemi dan berbagai hambatan perjalanan dan pertemuan tatap muka,” ujar Hamiyeh.

Menurut Hamiyeh, Temasek cukup beruntung karena memiliki hubungan yang dalam dan tepercaya dengan para investor sehingga bisa bertahan dalam pandemi.

“Beberapa investasi besar kami akan membantu memposisikan ulang portofolio pasca-Covid. Tujuan kami adalah membangun portofolio yang visioner dan tangguh sehingga bisa memberikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” jelasnya.

Pandemi Covid-19 membuat pandangan Temasek berubah khusunya dalam pemilihan portofolio investasi.

Baca juga: Kinerja Turun, Temasek Perluas Portofolio di Sejumlah Sektor

Sektor jasa keuangan 24 persen, telekomunikasi, media dan teknologi (TMT) dengan 21 persen tetap menjadi dua sektor terbesar dalam portofolio Temasek.

Temasek juga tak lupa menaruh perhatian terhadap ancaman perubahan iklim. Ini membuat perushaan berinvestasi dalam peluang yang selaras dengan iklim.

Managing Director, Climate Change Strategy Temasek Neo Gim Huay mengatakan, sebagai sebuah institusi, Temasek ingin mewujudkan industri zero carbon, termasuk mengukur dan mengelola emisi dari penggunaan listrik dan perjalanan bisnis.

“Sebagai investor, kami telah mengintegrasikan pertimbangan iklim dalam proses investasi kami, dan telah memperkenalkan penetapan harga karbon dalam analisis kami,” ujarnya. 

“Di seluruh portofolio kami, kami tetap berkomitmen untuk mengurangi separuh emisi karbon dari 2010 hingga 2030. Bahkan pada tahun 2050, kami menargetkan tak ada lagi emisi karbon,” pungkas Huay.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com