KUPANG, KOMPAS.com - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Nusa Tenggara Timur (BPJN X) Nusa Tenggara Timur (NTT) bergerak cepat memperbaiki dan membangun sejumlah infrastuktur di wilayah itu yang rusak akibat diterjang Badai Seroja.
Sejumlah jembatan dan jalan yang rusak tersebut berada di wilayah Satuan Kerja I dan II BPJN NTT.
Khusus untuk Satker Wilayah II, banyak jalan dan jembatan yang terdampak bencana seperti di Kabupaten Alor, Malaka, Belu dan Timor Tengah Selatan (TTS).
Baca juga: Mana Jembatan Terpanjang di Indonesia, Suramadu atau Batam-Bintan?
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Wilayah II BPJN X NTT Himler Manurung mengatakan, penanganan darurat segera dilaksanakan, agar jalur perekonomian segera berfungsi.
Di Kabupaten Alor, terdapat tujuh jembatan rusak dan lima titik longsor yang berada di ruas jalan nasional.
Tujuh jembatan itu, yakni dua jembatan di ruas jalan Kalabahi-Kalabahi-Taramana dan lima jembatan dan lima titik longsor di ruas jalan Taramana-Lantoka-Taramana-Lantoka-Maritaing.
Setelah ruas jalan dan longsor bisa beroperasi fungsional, dilakukan penanganan permanen yang dilaksanakan oleh perusahaan BUMN PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, dengan anggaran Rp 108 miliar.
Baca juga: Kementerian PUPR dan TNI AD Tuntaskan Pemasangan Jembatan Bailey di NTT
Anggaran sebesar itu, digunakan untuk penanganan di empat titik longsor dan lima jembatan di ruas jalan nasional.
Kemudian tiga jembatan di Kabupaten Alor dan satu jembatan di Kabupaten Lembata ditangani di ruas jalan non nasional.
Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu, sebagian jalan dan jembatan sudah ditangani dan sebagian sedang dalam penanganan.
Himler memerinci penanganan darurat untuk jalan nasional, dilakukan di Kabupaten Timor Tengah Utara, tepatnya di ruas jalan Soe-Kefa-Oelfaub sebanyak tiga titik longsor.
Semuanya dalam status sudah dikerjakan hingga tuntas.
Kemudian, penanganan permanen dilakukan di ruas jalan dan jembatan non nasional, yang dikerjakan oleh Perusahaan BUMN PT Wijaya Karya, dengan anggaran sebesar Rp 103 miliar.