Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Rumah Tumbuh 13 Meter Persegi, Konsumen Harus Siapkan Dana Ekstra

Kompas.com - 14/03/2021, 15:02 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Modernland Realty Tbk membangun rumah tapak tipe studio ukuran 13/60 meter persegi di Modernland Cilejit, Tangerang, Banten.

Bangunan super-kecil dengan konsep rumah tumbuh ini mengundang atensi warganet di media sosial terutama soal kelayakan huni.

Pasalnya, rumah ini dinilai tidak manusiawi karena dimensinya yang lebih kecil ketimbang kamar kos.

"Kita tidur samping kompor gas atau tempat cuci piring aja," dikutip dari akun twitter @Reyshoryuken, Minggu (14/03/2021).

Baca juga: Rumah Milenial Tipe 13 Dibanderol Rp 150 Juta

Karena ukuran bangunan sangat kecil, ada juga warganet yang menyarankan konsumen untuk membuat konsep camping.

Konsep ini memungkinkan rumah hanya jadi ruang tidur, sementara aktivitas lain seperti memasak dilakukan di luar rumah.

"Itu kalau masak ikan asin sampe kasur bau semua. Tapi bisa juga dibikin konsep camping ya. Masak di luar, aktivitas semua di luar, hehe," ungkap @yokopranawa.

"Udah kayak rumah di (game) the sims pas masih miskin. Masuk-masuk langsung kasur," timpal @egsionidas.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan konsumen mesti memahami konsep rumah tumbuh yang dibangun oleh pengembang properti.

"Konsumen mesti memahami konsep rumah tumbuh ini terlebih dahulu," kata Totok kepada Kompas.com, Minggu (14/03/2021).

Dalam membangun konsep rumah tumbuh, pengembang memberikan ruang atau space tanah yang jauh lebih luas dibandingkan dengan ukuran bangunan.

Baca juga: Viral Rumah 13 Meter Persegi, Komentar Warganet dan Pertimbangan Layak Huni

Dengan begitu, konsumen dapat memperluas atau menambah ruang dalam bangunan itu, entah untuk kamar tidur, dapur, atau bahkan kamar mandi.

"Rumah tumbuh itu nanti konsumen dapat bangun lagi ruang atau bangunan sesuai dengan kebutuhan di tanah yang masih tersisa itu," imbuh Totok.

Meski demikian, Totok mengingatkan, dengan membeli hunian berkonsep rumah tumbuh, konsumen harus menyiapkan sejumlah biaya ekstra atau tambahan untuk memperluas ukuran bangunan.

Hal itu tentu saja wajib dipikirkan dan dipertimbangkan konsumen secara matang sebelum membeli rumah atau hunian dengan konsep rumah tumbuh.

Besaran dana ekstra ini akan sangat bergantung pada harga material bangunan, biaya persetujuan bangunan gedung (PBG), ukuran perluasan bangunan, dan biaya tukang.

Untuk diketahui, ongkos konstruksi di daerah Cilejit, yang merupakan lokasi rumah tipe 13/60 meter persegi ini berada, sekitar Rp 1,25 juta per meter persegi.

Sementara di sisi pengembang, dengan menjual hunian berkonsep rumah tumbuh ini merupakan salah satu strategi atau terobosan untuk menggaet pasar dengan kemampuan finansial terbatas.

Baca juga: Beli Rumah Rp 300 Juta, Ini Cicilan yang Harus Dibayar dengan DP 0 Persen

Hal ini karena rumah berukuran 13 meter persegi tersebut diperuntukkan bagi kalangan muda milenial atau sebagai pemula pembeli rumah.

Milenial juga diprediksi akan mencatatkan kebutuhan tertinggi terhadap rumah pada tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.

Sebagai informasi, rumah tapak tipe studio berukuran 13/60 meter persegi ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp 150 jutaan dan berlokasi di Modernland, Cilejit, Tangerang Banten.

Pengembang akan membangun sebanyak 100 unit rumah dengan berbagai ukuran, di antaranya rumah tipe studio berukuran 13/60 meter persegi, rumah tumbuh berukuran 23/60 meter persegi, dan 28/60 meter persegi.

Director Marketing Urban Development PT Modernland Realty Tbk Helen Hamzah mengatakan, rumah yang ditawarkan dirancang dengan konsep rumah tumbuh.

Artinya, ke depan rumah ini bisa dikembangkan atau dibangun sesuai kebutuhan, dari hanya 1 kamar bisa dikembangkan menjadi 2 kamar.

Rumah tumbuh adalah salah satu kiat untuk merencanakan dan membangun rumah secara bertahap," kata Helen dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Sabtu (06/03/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com