Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Crazy Rich Indonesia Melonjak 67 Persen, Paling Banyak Belanja Properti

Kompas.com - 05/03/2021, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Proyeksi UHNWI dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang menjadi variabel penentu, baik terkait finansial maupun non-finansial, di antaranya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), angka harapan hidup, konsumsi atau belanja pemerintah, dan risiko politik.

Proyeksi yang digunakan, terutama terkait analisis mengenai kondisi Indonesia, mengungkap bahwa PDRB dan belanja pemerintah dalam lima tahun ke depan diperkirakan cenderung meningkat, masing-masing 59 persen dan 23 persen.

"Hal ini melatarbelakangi dinamika proyeksi UHNWI dari tahun sebelumnya," ujar Country Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip menjawab Kompas.com, Rabu (4/3/2021).

Baca juga: Pasar Apartemen untuk Orang Kaya Tajir Melintir Tak Pernah Surut

Namun demikian, perlu ditekankan bahwa proyeksi tersebut diperkirakan dalam rentang lima tahun ke depan.

Untuk kondisi saat ini tidak bisa dimungkiri bahwa selain faktor-faktor yang digunakan dalam analisis, refleksi juga perlu mempertimbangkan kondisi pertumbuhan ekonomi sebagai dampak pandemi yang terkoreksi sampai sekitar minus 2,9 persen.

Potensi pertumbuhan UHNWI memang menjadi prediksi prospektif jangka panjang, tetapi realisasi tersebut perlu didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang positif.

"Termasuk perlu dukungan untuk menjaga pertumbuhan faktor-faktor yang digunakan sebagai pertimbangan proyeksi agar tetap positif," jelas William.

Dengan kata lain, proyeksi ini perlu disikapi dengan bijak dan hati-hati karena faktor yang menjadi pertimbangan (variabel penentu) perlu dijaga pertumbuhannya.

Bergulirnya vaksinasi diharapkan menjadi salah satu sinyal positif menuju dinamika pertumbuhan dan pemulihan ekonomi yang lebih baik.

Properti mendominasi

Tentu saja pertumbuhan UHNWI menjadi berita prospektif, setidaknya hal ini menunjukkan potensi wealth itu masih ada dan berdampak pada optimisme.

Termasuk untuk dunia properti, karena pola belanja kalangan tajir ini umumnya menginvestasikan sekitar 25 persen hingga 28 persen dananya di sektor properti.

Baca juga: 10 Raja Properti Kaya Dunia Bermukim di Singapura

Willson mengungkapkan, UHNWI Indonesia dan Asia pada umumnya menyatakan bahwa sektor properti yang paling menarik adalah perkantoran, fasilitas kesehatan, dan properti untuk masa pensiun.

Diikuti dengan portofolio properti untuk investasi atau investment property yang didominasi oleh perkantoran sebesar 23 persen, dan residensial sewa atau residential private rented sector (PRS) sebesar 20 persen.

Kendati sudah memiliki rumah pertama, ada hal menarik dalam membaca karakter khas UHNWI dalam berbelanja properti sebagai rumah kedua, ketiga, dan seterusnya.

Mereka lebih memilih rumah baru dengan kelengkapan fasilitas leisure seperti taman dan kolam renang, serta akses transportasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com