Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tambah 95 Sabo Dam Baru, Antisipasi Banjir Lahar Merapi

Kompas.com - 05/02/2021, 15:03 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menambah 95 unit sabo dam baru berkapasitas 12,79 juta meter kubik di Darerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah.

Penambahan Sabo Dam ini didapatkan beradasarkan hasil kajian Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air melalui Konsultan Yachiyo Engineering Consultant.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sabo dam dibangun untuk menahan dan mengurangi kecepatan aliran lahar yang membawa material vulkanik.

Sehingga, dapat meminimalisasi risiko bencana banjir lahar di hilir sungai serta menjaga kelestarian lingkungan sekitar Gunung Merapi.

“Kalau bendungan menahan air, sabo dam menahan pasir dan batu sementara airnya tetap bisa lewat,” kata Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Jumat (5/2/2021).

Hingga saat ini, 272 unit sabo dam di Provinsi DIY dan Jawa Tengah dengan daya tampung sebesar 13,93 juta meter kubik telah dibangun.

Tujuh di antaranya telah dibangun selama Tahun 2018-2020 yang tersebar di Kabupaten Magelang dan Sleman.

Baca juga: Tangkal Banjir Lahar Gunung Merapi, 7 Sabo Dam Dibangun

Lingkup pekerjaannya mencakup pembangunan 1 sabo baru di Kali Putih, rehabilitasi 3 sabo di Kali Gendol, rehabilitasi 2 sabo dan pembangunan 2 sabo baru di Kali Pabelan, pembangunan 1 sabo baru, serta rehabilitasi 1 sabo di Kali Lamat.

Biaya pembangunan dan rehabilitasi tersebut sebesar Rp 101 miliar melalui program loan (pinjaman) JICA kontrak tahun jamak dengan kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero).

Sabo dam dibangun secara bertingkat dengan ukuran berbeda, dimana yang terbesar berada di atas untuk menahan batu besar dan terkecil untuk menahan pasir.

Secara teknis, sabo dam dibangun dengan ketinggian yang berbeda di tengah bendung.

Hal ini bertujuan untuk mengalirkan air yang membuat sedimen atau endapan lahar dingin akan tertampung oleh bendung, tetapi air tetap mengalir.

Apabila bendung tidak mampu membendung semua aliran debris, maka akan dilewati melalui bagian atas (overtopping).

Selanjutnya, aliran debris yang masih mengalir akan ditampung oleh bendung lain yang ada di bawahnya.

Dengan demikian, aliran lahar Gunung Merapi dapat dicegah untuk tidak sampai ke hilir sungai yang dapat merusak permukiman warga maupun memutus konektivas jalan dan jembatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com