Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ingin Punya Rumah Sederhana yang Layak Huni? Terapkan Hal-hal Ini

Rumah layak huni tidak terpaku tentang bangunan mewah. Rumah sederhana yang dibangun dengan tepat juga bisa menjadi tempat tinggal yang layak.

Yakni, melalui Keputusan Menteri PUPR NOMOR: 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat.

Pedoman itu bisa diterapkan dan berlaku bagi pengembang perumahan, masyarakat, hingga Pemerintah Daerah, saat hendak membangun rumah.

Dikutip dari beleid tersebut, berikut kriteria rumah sederhana sehat yang sesuai ketentuan:

1. Kebutuhan Minimal Ruang

Kebutuhan ruang setiap orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam rumah. Meliputi tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci, masak, serta ruang gerak lainnya.

Penerapan kebutuhan minimal ruang gerak ini dapat membuat penghuni tetap hidup sehat dan menjalankan kegiatan hidup sehari-hari secara layak.

Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sederhana sehat memperhatikan beberapa ketentuan, meliputi kebutuhan luas per jiwa, luas per Kepala Keluarga (KK), luas bangunan per KK, luas lahan per unit bangunan.

Dari hasil kajian, kebutuhan ruang per orang adalah 9 meter persegi dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit-langit adalah 2.80 meter.

Dengan standar minimal kebutuhan ruang per orang 9 meter persegi, apabila rumah dihuni tiga orang, maka luas bangunannya minimal 27 meter persegi.

Kemudian untuk luas lahannya, minimal 60 meter persegi, atau yang paling ideal seluas 200 meter persegi.

2. Kebutuhan Kesehatan dan Kenyamanan

Rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi tiga aspek, yaitu pencahayaan, penghawaan, serta suhu udara dan kelembapan dalam ruangan.

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat dan nyaman untuk ditinggali.

a. Pencahayaan

Pencahayaan yang dimaksud dalam aspek ini ialah pencahayaan alami dari matahari. Paparan cahaya yang masuk ke dalam ruangan mulai dari pagi hingga sore hari.

Kebutuhan pencahayaan alami untuk rumah sederhana sehat juga dipengaruhi kedudukan lubang cahaya dan luas lubang cahaya pada bidang atau dinding ruangan.

Tinggi ambang bawah bidang bukaan (jendela) efektif antara 70-80 centimeter dari permukaan lantai ruangan. Sementara luas lubang cahaya minimal 10 persen dari luas lantai.

Selain itu, kualitas pencahayaan alami juga ditentukan oleh kegiatan yang membutuhkan daya pengelihatan, sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 jam setiap hari, serta cahaya efektif dapat diperoleh mulai dari pukul 08.00 sampai 16.00.

b. Penghawaan

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang hidupnya. Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan penghuni terhadap bangunan rumah.

Kenyamanan akan memberikan kesegaran dan terciptanya rumah yang sehat. Tentu apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi sebagai ventilasi.

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan ventilasi silang dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Lubang penghawaan minimal 5 persen dari luas lantai ruangan
  • Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar ruangan
  • Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandi/WC.

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC yang memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust fan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  • Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan disekitarnya.
  • Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan di dalam bangunan seperti ruangan keluarga, tidur, tamu dan kerja.

c. Suhu udara dan kelembaban

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembapan udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal.

Suhu udara dan kelembapan ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan.

Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan ruangan terasa pengap dan akan menimbulkan kelembapan tinggi dalam ruangan.

Untuk mengatur suhu udara dan kelembapan normal untuk ruangan dan penghuni, baiknya perlu memperhatikan ketentuan berikut:

  • Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
  • Kencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
  • Menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan.

3. Kebutuhan Minimal Keamanan dan Keselamatan

Pada dasarnya bagian-bagian struktur pokok untuk bangunan rumah tinggal sederhana adalah pondasi, dinding (dan kerangka bangunan), atap, serta lantai.

Sedangkan bagian-bagian lain seperti langit-langit, talang dan sebagainya merupakan estetika struktur bangunan saja.

a. Pondasi

Secara umum sistem pondasi yang memikul beban kurang dari 2 ton (beban kecil) dan biasa digunakan untuk rumah sederhana dapat dikelompokan kedalam tiga sistem pondasi, yaitu pondasi langsung, pondasi setempat, dan pondasi tidak langsung.

Sistem pondasi yang digunakan pada Rumah Inti Tumbuh (RIT) dan bentuk pengembangannya yaitu rumah sederhana sehat adalah sistem pondasi setempat dari bahan pasangan batu kali atau pasangan beton tanpa tulangan, dan sistem pondasi tidak langsung dari bahan kayu ulin atau galam.

b. Dinding

Bahan dinding yang digunakan untuk RIT dan pertumbuhannya adalah conblock, papan, setengah conblock, dan setengah papan atau bahan lain seperti bambu.

Tergantung pada potensi bahan yang dominan pada daerah di mana rumah ini akan dibangun. Dengan catatan ukuran conblock yang digunakan harus memenuhi SNI PKKI NI-05.

Sementara, dinding papan harus dipasang pada kerangka yang kokoh, untuk kerangka dinding digunakan kayu berukuran 5/7 dengan jarak maksimum 100 centimeter.

Kayu yang digunakan, baik untuk papan dan balok ialah kayu kelas kuat dan awet II. Apabila untuk kerangka digunakan kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Jarak tiang rangka kurang lebih 150 centimeter.

Papan yang digunakan dengan ketebalan minimal 2 centimeter setelah diserut dan sambungan dibuat alur lidah atau sambungan lainnya yang menjamin kerapatan.

Ring-balok dan kolom dari kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan.

Hubungan antara kolom dengan ringbalok dilengkapi dengan sekur-sekur dari kayu 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Panjang sekur maksimum 50 centimeter.

c. Kerangka bangunan

Rangka dinding untuk rumah tembok dibuat dari struktur beton bertulang. Untuk rumah setengah tembok menggunakan setengah rangka dari beton bertulang dan setengah dari rangka kayu.

Kemudian, untuk rumah kayu tidak panggung rangka dinding menggunakan kayu. Untuk sloof disarankan menggunakan beton bertulang.

Sedangkan rumah kayu panggung seluruhnya menggunakan kayu, baik untuk rangka bangunan maupun untuk dinding dan pondasinya.

d. Kuda-kuda

Rumah sederhana sehat menggunakan atap pelana dengan kuda-kuda kerangka kayu dengan kelas kuat dan awet II berukuran 5/10 atau yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan.

Di samping sistem sambungan kuda-kuda tradisional yang selama ini sudah digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat setempat.

Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pemasangan kerangka kuda-kuda disarankan menggunakan sistem kuda-kuda papan paku.

Yaitu pada setiap titik simpul menggunakan klam dari papan 2/10 dari kayu dengan kelas yang sama dengan rangka kuda-kudanya.

https://www.kompas.com/properti/read/2023/08/22/121911821/ingin-punya-rumah-sederhana-yang-layak-huni-terapkan-hal-hal-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke