Bambang bercerita, dirinya mengetahui hal itu kala mendatangi acara konferensi di Bangkok, Thailand.
Vietnam yang berpopulasi 100 juta, kini memiliki 4 juta-5 juta insinyur. Padahal, Vietnam selama 30 tahun dilanda perang terus-menerus dan baru selesai hampir tahun 2000 ini.
"Penduduknya (Vietnam) sekarang sudah 100 juta, insinyurnya sudah 4-5 juta orang. Nah, Indonesia 273 juta penduduk, insinyurnya cuma 1,4 juta," terang Bambang dalam media gathering di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Menurut Bambang, dari jumlah insinyur Indonesia saja kurang dibandingkan Vietnam, apalagi dari segi kualitas.
Oleh karenanya, hal merupakan suatu pekerjaan besar bagi PII maupun pembina insinyur bahwa ada hubungan yang erat sekali antara jumlah penduduk dengan insinyur.
"Tidak bisa juga, wah enggak perlu jumlah penduduk (dihitung) dengan keinsinyuran, kalau memang membangun, kalau orangnya hebat-hebat kan bisa, enggak bisa, wilayah kita tuh begitu luas ya," katanya.
Bambang mencontohkan, apabila terdapat pembangunan di Sulawesi, maka harus melahirkan insinyur dari wilayah tersebut, bukan mendatangkannya dari daerah lain seperti di Pulau Jawa.
"Kalau ada proyek disini saja sudah kacau. Jadi, number is important (angka sangat penting), kemudian kualitas juga penting. Namun, juga harus didukung dengan inovasi," tutup Bambang.
https://www.kompas.com/properti/read/2023/08/04/130000021/kalah-telak-dari-vietnam-indonesia-cuma-punya-1-4-juta-insinyur