Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tempat Nongkrong Serba Terbuka Kian Menjamur, Geser Eksistensi Mal?

Tak hanya itu, lifestyle center serba terbuka juga bisa dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan lain seperti menyalurkan hobi bareng komunitas, diskusi, atau olahraga.

Karena banyaknya aktivitas yang bisa dilakukan tak heran bila lifestyle center dengan konsep open space (ruang terbuka) kian menjamur, terutama di Jakarta.

Beberapa di antara tempat nongkrong yang mengusung konsep ruang terbuka yakni Chillax Sudirman, One Satrio Mega Kuningan, Urban Forest Cipete, Urban Farm PIK, hingga Thamrin 10 Food & Creative Park.

Tempat nongkrong ini sangat mudah diakses transportasi publik seperti Moda Raya Terpadu (MRT), Commuterline, Transjakarta, dan lain-lain.

Lantas, apakah kehadiran tempat nongkrong ini bisa menggeser eksistensi pusat perbelanjaan atau mal?

Sejatinya, pada era 2000-an, ruang ritel di kawasan Semanggi telah memiliki rooftop garden (taman atap) sebagai outdoor space (ruang luar) yang menjadi daya tarik.

"Umumnya, rooftop garden difungsikan sebagai restoran, tentu dengan layanan dan harga premium," ujar Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat kepada Kompas.com, Jumat (13/1/2022).

Hingga akhirnya, pada tahun 2020-an, setidaknya tercatat 10 ruang ritel di Jakarta yang memiliki outdoor space, dan menjadi keunggulan tersendiri atau unique selling point.

Menurut Syarifah, tren ini semakin marak ketika Pandemi Covid-19 mengingat semua orang membutuhkan sirkulasi udara alami yang lebih intens dibandingkan di dalam ruangan.

Ini tentunya dilengkapi dengan tambahan ornamen pohon, greenery (penghijauan), water fountain (air mancur), dan lain sebagainya.

"Seperti salah satu ritel baru di PIK dikembangan dengan konsep outdoor space yang menarik, memadukan entertainment dan recreational dengan aneka ragam perpaduan tema berkonsep alam," sambung dia.

Sehingga, hal ini tidak jadi membosankan dan pengunjung mendapatkan pengalaman baru yang menghibur dan terasa dekat dengan alam (recreational-entertainment).

Akan tetapi, yang pengembang perlu antisipasi adalah perubahan musim agar konsep seperti ini tak menjadi tren semata.

"Saat musim basah, umumnya outdoor space menjadi tempat yang tidak dipilih oleh konsumen," terang dia.

Untuk itu, pengembang perlu melakukan inovasi dalam memastikan outdoor space ini bisa terus produktif pada seluruh musim.

"Tentu saja, inovasi jenis layanan yang menjadi penciri, atau membedakan dengan ritel lainnya menjadi outdoor space tidak usang," tutup Syarifah.

https://www.kompas.com/properti/read/2023/01/16/130000721/tempat-nongkrong-serba-terbuka-kian-menjamur-geser-eksistensi-mal-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke