Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Art Nouveau dan Keelokan Ukiran Mebel Jepara

Art Nouveau berasal dari bahasa Perancis yang memiliki arti seni baru. Mengapa dibilang seni baru? 

Art nouveau mencoba menolak sejarah dengan tidak mengambil inspirasi dari era klasik Yunani Romawi kuno.

Mengutip Harian Kompas, gerakan ini dipandang sebagai gerakan modern internasional pertama yang mencapai puncak popularitasnya pada awal abad ke-20.

Kata art nouveau sendiri diambil dari nama sebuah galeri seni milik Samuel Bing bernama L'Art Nouveau La Maison Bing di Paris 1895.

Nama art noveau diambil dari galeri tersebut karena banyaknya karya art nouveau yang dipamerkan di sini.

Mengapa mencoba mencari yang baru? Hal ini karena pada masa tersebut industrilisasi dan kehidupan perkotaan berkembang pesat. Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan membuka banyak peluang 

Beberapa kemajuan teknologi mendukung artis art nouveau untuk bereksplorasi seperti besi tampa dapat dibentuk dengan leluasa, kaca dapat diaplikasan pada eksterior bangunan.

Kemajuan-kemajuan ini mendorong artis dan arsitek art nouveau untuk menggali ekspresi artistik baru yang sesuai dengan kemajuan zaman pada masa itu.

Karakteristik Art Nouveau

Garis lengkung, bentuk organik, garis tidak terputus dan tidak bersudut yang menyatu dengan tema alam.

Bunga mawar, anggrek, lili, hingga bunga candu, misalnya, sangat populer di kalangan aliran yang satu ini.

Bunga menjadi penghias tampak luar gedung, merambah ke berbagai mebel, juga pada gelas-gelas dan pot-pot cantik. 

Selain, itu karakteristik art nouveasu bukan hanya tumbuh-tumbuhan tetapi ada juga gambar binatang-binatang, ukiran, ulir flora dan masih banyak lagi.

Art nuveauo dihidupkan kembali tahun 1960-an, karena filosofinya memang pas untuk generasi hippy ketika itu.

Erotisme muncul secara kasat mata dalam bentuk dan motif-motif art nouveau yang paling sering digunakan adalah dekorasi batang pohon, yang kadang kala juga menghadirkan cabangnya.

Art Nouveau di Indonesia

Salah satu perkembangan art nouvea yang mempengaruhi desain di tanah air adalah desain mebel serta ukiran dari Jepara.

Harian Kompas juga menulis, bahwa desain pada kursi, meja ataupun sekedar hiasan dinding menggunakan ukiran-ukiran berupa tumbuh-tumbuhan, dengan sulur-sulur yang meliuk-liuk.

Motif atau ragam hias khas Jepara merupakan mengekspresikan dari bentuk-bentuk tanaman yang menjalar.

Tiap ujung relungnya menjumbai daun-daun krawing yang sangat dinamis.

Biasanya di tengah jumbai terdapat buah-buah kecil-kecil yang berbentuk lingkaran. Ciri ragam hias ini dapat dilihat dengan adanya berjenis-jenis Burung Merak.

Tangkai relungnya panjang-panjang melingkari di sana-sini membentuk cabang kecil, berfungsi sebagai mengisi/pemanis ruangan. Motif atau ragam hias Jepara terdiri dari tangkai relung, jumbai dan trubusan.

Hingga akhirnya Jepara dijuluki "The World Carving Center", karena produk-produk ukir Jepara banyak diekspor ke berbagai negara, Amerika Serikat merupakan tujuan ekspor terbesar.

Tidak hanya itu, desain interior ataupun eksterior (arsitektur) art nouveau juga hadir.

Pengaruh arsitektur dengan gaya art nouveau mulai dibawa oleh arsitek PAJ Moijen sekitar tahun 1905, gaya ini banyak dipengaruhi dari Eropa.

Seni ini juga banyak dipadukan dengan art deco yang dibawa oleh arsitek berikutnya.

Salah satu tempat tersebut adalah pertokoan Braga di Bandung. Hingga kini gaya dari art nouveau itu sendiri sebenarnya sudah dekat dengan kita.

Rumah-rumah dengan hiasan flora pada masyarakat menengah ke atas merupakan contoh termudah mengenai pengaruh art nouveau yang besar dan masih ada hingga sekarang.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/10/15/130000221/art-nouveau-dan-keelokan-ukiran-mebel-jepara-

Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Utara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumbawa Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumbawa Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Jubir PUPR Tegaskan Sudah Diuji Sesuai Prosedur

Mutu Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Jubir PUPR Tegaskan Sudah Diuji Sesuai Prosedur

Berita
Basuki Usulkan Dua Tol Didanai Bank Investasi Infrastruktur Asia

Basuki Usulkan Dua Tol Didanai Bank Investasi Infrastruktur Asia

Berita
Jelang Hari Waisak, Lalin Kendaraan Keluar-Masuk Bandung Meningkat

Jelang Hari Waisak, Lalin Kendaraan Keluar-Masuk Bandung Meningkat

Berita
Kapan Saat yang Tepat untuk Menyiram Halaman Rumput di Rumah Anda?

Kapan Saat yang Tepat untuk Menyiram Halaman Rumput di Rumah Anda?

Lanskap
Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Forum Transportasi Cerdas Se-Asia Pasifik

Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Forum Transportasi Cerdas Se-Asia Pasifik

Berita
Tol Jabotabek Dipadati Kendaraan Jelang Libur Panjang Hari Raya Waisak

Tol Jabotabek Dipadati Kendaraan Jelang Libur Panjang Hari Raya Waisak

Berita
Hingga Besok, KCIC Siapkan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Hingga Besok, KCIC Siapkan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Berita
Jelang 'Long Weekend' Hari Raya Waisak, Penumpang KA Naik 25 Persen

Jelang "Long Weekend" Hari Raya Waisak, Penumpang KA Naik 25 Persen

Berita
Jaksel Masih Jadi Daerah Favorit Investasi Rumah Mewah

Jaksel Masih Jadi Daerah Favorit Investasi Rumah Mewah

Hunian
Raja Juli Minta Pelatihan Agraria dan Tata Ruang bagi Hakim Segera Digelar

Raja Juli Minta Pelatihan Agraria dan Tata Ruang bagi Hakim Segera Digelar

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke