Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sarinah, Panggung Karya Indonesia yang Bertransformasi

Tak hanya aspek fisik, Sarinah berambisi untuk bertranformasi pada langkah bisnis, sumber daya, serta perluasan jaringan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan bungkus modernitas.

Direktur Utama PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati memastikan, gedung Sarinah akan kembali dibuka untuk umum pada Kuartal I tahun 2022.

"Mulai dibuka untuk umum Kuartal I-2022," jelas Fetty kepada Kompas.com, Kamis (9/9/2021).

Namun demikian, Fetty belum bisa membocorkan kapan tepatnya pembukaan kembali Sarinah karena masih dalam persiapan internal.

Pekerjaan renovasi mal yang namanya diberikan oleh Presiden ke-1 RI Soekarno itu dijadwalkan tuntas sebelum akhir tahun ini.

Setelah renovasi gedung tuntas dilakukan, manajemen akan melakukan fitting-out desain interior di dalam toko.

Dalam laman Instagram resminya @sarinahindonesia, fasad dan bangunan Sarinah tengah direnovasi dengan capaian progres 79 persen.

"Yang tersembunyi, seperti relief 15 figur yang sedang memanen hasil tani, telah direstorasi dan akan ditampilkan," tulis pengelola Instagram Sarinah.

Tak lupa, kolam pantul yang dulu melengkapi gedung Sarinah juga sedang dibuat ulang dengan tetap mengikuti struktur aslinya.

Proses transformasi yang dilakukan Sarinah tidak akan menghilangkan citra dirinya sebagaimana dibangun dari ide Soekarno.

Sebaliknya, citra Sarinah justru ingin dipertegas menjadi pusat perdagangan dan promosi, serta duta bagi barang-barang lokal Indonesia di dunia internasional.

Hal ini berbeda dengan La Samaritaine yaitu mal bersejarah di Paris, Prancis yang memiliki slogan "one finds everything at the Samaritaine".

Dalam transformasi ini, konsumen takkan menemukan segalanya di mal yang berkawasan di Jalan MH Thamrin tersebut.

Sebab, Sarinah akan menampilkan barang-barang eksklusif Indonesia yang telah dikurasi dengan baik, bukan sekadar menjadi toko serba ada (Toserba).

Dengan transformasi ini, Sarinah tampil sebagai nation brand yang mengedepankan kekayaan budaya bangsa Indonesia di dunia internasional melalui produk-produk yang dikembangkan dan dipasarkan.

Sarinah pertama kali muncul saat perubahan besar dan pergolakan terjadi di Indonesia yaitu tahun 1966 silam atau tepatnya saat transisi dari Orde Lama ke Orde Baru untuk mempromosikan barang-barang dalam negeri.

Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS) Barack Obama pun mengenang Sarinah sebagai bangunan pencakar langit pertama.

Tak lain dan tak bukan, Sarinah berlokasi di Kecamatan Menteng, distrik di mana Obama menghabiskan masa kecilnya.

Sarinah telah bertahan puluhan tahun dengan menyimpan banyaknya kenangan bagi separuh kalangan masyarakat Jakarta, baik indah maupun tidak.

Memori Barack Obama, termasuk generasi tua saat ini mengenang Sarinah sebagai kenangan indah.

Mungkin dari Anda juga masih memiliki salah satu produk yang dibeli dari Sarinah, entah cenderamata ataupun batik.

Sementara peristiwa Bom Sarinah dan kebakaran yang merenggut banyak nyawa adalah kenangan buruknya.

Bersamaan dengan proses transformasi ini, laju perubahan masa Pandemi Covid-19 pada akhirnya memaksa Sarinah terus berinovasi.

Mal yang berada di jantung ibu kota ini pun juga mempercepat strategi digital untuk mengikuti ledakan e-commerce dan sifat permintaan konsumen yang berubah.

Namun, ada satu hal yang tidak pernah berubah dari Sarinah: tetap menjadi rumah bagi produk-produk ikonis anak negeri.

"Karena kami adalah “Panggung Karya Indonesia”. Kami tunggu Brur dan Sus di Sarinah yang baru," tutup pengelola.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/09/13/070000921/sarinah-panggung-karya-indonesia-yang-bertransformasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke