KOMPAS.com - Kapal selam Nanggala atau yang juga dikenal sebagai Kapal Selam RI Nanggala II adalah kapal selam kedua yang dimiliki Indonesia setelah kapal selam Cakra.
Kapal ini dibeli Indonesia pada 1981.
Kapal Selam Nanggala II dipesan tepatnya pada 2 April 1977. Kapal ini dibangun oleh perusahaan pembuat kapal Howaldtswerke-Deutsche Werft dari Kiel, Jerman.
Kapal Nanggala II selesai dirancang pada 6 Juli 1981.
Di Kota Kiel, kapal selam Nanggala II diberikan kepada pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman Josef Muskita.
Penyerahan kapal selam ini dilakukan setelah kapal yang berbobor 1.200 ton ini melakukan masa percobaan pelayaran dan penyelaman di perairan Jerman Barat selama beberapa waktu.
Kemudian sekitar awal Agustus 1981, di bawah komando Letkol Laut Armand Aksiyah, kapal Nanggala II meninggalkan perairan Republik Federal Jerman menuju tanah air dengan membawa 38 awak kapal.
Nanggala pertama kali diumumkan kepada publik saat ulang tahun ke-36 Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 5 Oktober 1981.
Enam belas hari kemudian kapal ini dilepastugaskan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan Jenderal M. Jusuf.
Baca juga: Kenapa Awak Kapal Tidak Keluar dari Tenggelamnya Kapal Selam?
1990-an
Pada April sampai Mei 1992, KRI Nanggala ditugaskan untuk menjalankan sebuah misi intelijen di Samudra Hindia.
Dilanjutkan pada Agustus sampai Oktober 1992 KRI Nanggala bertugas di Timor Timor.
Misi ini dilakukan bersama dengan KRI Cakra (401) untuk melacak pergerakan Pasukan Internasional untuk Timor Timor (INTERFET) setelah mereka berlabuh di sana.
2002
Nanggala berpartisipasi dalam beberapa latihan angkatan laut, termasuk latihan Kesiapan dan Pelatihan Kerja Sama Terapung pada tahun 2002 dan 2015.