Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BFO: Latar Belakang, Fungsi, Anggota, dan Persidangan

Kompas.com - 13/04/2021, 17:24 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bijeenkomst voor Federale Overleg atau yang disingkat BFO adalah sebuah komite yang didirikan oleh Belanda, pada 7 Juli 1948 di Bandung.

Komite ini dipimpin oleh 15 negara bagian dan daerah otonom dalam RIS yang masing-masing negaranya memiliki satu suara.

Baca juga: Devide et Impera: Asal-usul dan Upaya-upayanya di Nusantara

Latar Belakang

Berdirinya BFO atau Majelis Permusyawaratan Federal ini didasari oleh adanya pembentukan negeri federasi di Indonesia.

Pejabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Van Mook, berencana  membentuk negara federasi di Indonesia yang mengharuskan dirinya mengubah ketatanegaraan di Indonesia.

Namun rencana untuk mengubah ketatanegaraan ini mengalami kendala karena di Indonesia telah berdiri Republik Indonesia.

Van Mook kemudian mengawali rencana pembentukan negara federal melalui sebuah konferensi yang digunakan untuk menyebarluaskan federalisme di Indonesia.

Tetapi rencana Van Mook kembali gagal karena hal tersebut bertentangan dengan keinginan Belanda yang juga ingin RI masuk dalam persemakmuran di bawah Belanda.

Van Mook menggelar konferensi di Malino pada 15 Juli sampai 25 Juli 1946 dan menghasilkan keputusan bahwa peserta konferensi menyetujui pengubahan ketatanegaraan di Indonesia menjadi federasi.

Setelah Konferensi Malino, Van Mook juga mengadakan konferensi Pangkal Pinang dan Denpasar.

Konferensi tersebut menjadi pemicu awal pembentukan negara federal di Indonesia, yaitu Negara Indonesia Timur, sebagai negara bagian yang pertama berdiri.

Baca juga: Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Fungsi

Fungsi dibentuknya BFO oleh Van Mook yaitu untuk mengelola Republik Indonesia Serikat (RIS) selama Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949).

Komite ini bertanggung jawab untuk membentuk pemerintahan sementara pada tahun 1948 dan digunakan sebagai bentuk perwakilan negara-negara bagian yang sudah menjadi negara sendiri di atas binaan Belanda.

Baca juga: Abris Sous Roche: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan

Anggota

Sejak BFO berdiri, sudah terdapat tokoh-tokoh yang dominan dalam setiap rapat. Mereka adalah:

  • Tengku Bahriun dari 7 Juli 1943 sampai 13 Januari 1949 (Ketua)
  • Sultan Hamid II dari 13 Januari 1949 sampai 17 Agustus 1950 (Ketua)
  • Anak Agung Gde Agung (Negara Indonesia Timur)
  • R.T. Adil Puradireja (Pasundan)
  • Sultan Hamid II (Borneo Barat)
  • T. Mansoer (Sumatera Timur)

Anak Agung Gde Agung dan Adil Puradireja bertugas untuk mendekatkan BFO dengan RI, sedangkan Sultan Hamid II dan T. Mansoer berusaha agar BFO tetap mengikuti rencana yang dibuat Belanda.

Baca juga: Nomaden: Sejarah dan Perkembangannya

Negara Bagian

  • Negara Indonesia Timur
  • Jawa Timur
  • Sumatera Timur
  • Madura
  • Pasundan (Jawa Barat)
  • Sumatera Selatan

Negara Otonom

  • Banjar
  • Banka
  • Billiton
  • Jawa Tengah
  • Borneo Timur
  • Groot Dajak (Dajak Besar)
  • Riau
  • Federasi Kalimantan Tenggara
  • Borneo Barat

Persidangan

7 Juli 1948

Para anggota BFO memulai sidang pertama mereka pada tanggal 7 Juli 1948 di Bandung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com