Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artis Pamer Harta di Medsos, Adakah Manfaatnya?

Kompas.com - 04/03/2022, 17:32 WIB
Fitri Nursaniyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konten artis pamer harta seakan tidak ada matinya. Apalagi saat ini banyak artis yang berbondong-bondong pindah ke YouTube untuk mendistribusikan konten mereka dengan leluasa.

Kreasi konten pamer harta pun dilakukan sejumlah artis. Mulai dari pamer mobil mewah, rumah, perhiasan, hingga tas-tas edisi terbatas yang dikeluarkan oleh merek fesyen ternama di dunia.

Namun apakah konten demikian memiliki manfaat bagi masyarakat selaku penonton?

Psikolog Ratih Ibrahim mengataka, ada dua alasan mengapa sebagian figur publik akhirnya tergiur dengan konten pamer harta.

Baca juga: Mewahnya Rumah Baru Raffi Ahmad, Dilengkapi Lift Khusus Mobil

Pertama karena memang ada kepribadian narsistik dalam diri mereka.

"Boleh enggak ya? Ya boleh-boleh saja, mau pamer-pamer itu, pamer ini, boleh saja. Tapi hal tersebut mengindikasikan bahwa yang bersangkutan itu punya kepribadian apa? Kepribadian yang narsistik," ucap Ratih saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/3/2022).

Mereka yang narsis akan mengharapkan imbalan atas perilaku yang ditunjukkan. Entah berbentuk pujian atau kritik, yang jelas keduanya dianggap sebagai hal yang menguntungkan.

Adapun yang kedua, kemunculan konten pamer harta terjadi karena kebutuhan, misalnya untuk membesarkan nama artis tersebut.

Baca juga: Tiba-tiba Dapat Kado Tas Rp 1,4 Miliar dari Atta, Aurel: Sayang, Kamu Mau Nyogok Aku Ya?

"Misalnya branding, memang dia buat jualan, kan memang ada orang-orang untuk pemosisian dirinya sebagai public figure, sebagai selebriti, dia ya mesti dandan," ujar Ratih.

Sayangnya, di tengah kondisi masyarakat Indonesia yang tidak baik-baik saja, konten pamer harta justru lebih banyak menuai kritikan.

Aksi figur publik mempertontonkan harta mereka dinilai minim empati di tengah himpitan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19. Apalagi saat ini Indonesia sedang dilanda krisis komoditas pangan seperti minyak goreng.

Ratih pun menyebut bahwa konten pamer harta yang dipertontonkan figur publik adalah bukti bahwa mereka tidak memiliki empati.

Baca juga: Sekarang Koleksi Mobil, Andre Taulany: Jadi Ingat Dulu Sering Naik Bus dan Angkot

"Sebenarnya, di situ menunjukkan bahwa dia tidak empati. Dia tidak punya empati yang cukup terhadap kondisi bangsa kita, kondisi masyarakat pada umumnya, kebanyakan banyak orang yang prihatin gitu," ucap Ratih.

Meskipun demikian, tak bisa dipungkiri bahwa konten pamer harta yang ditawarkan para artis lewat media sosial juga masih laku di pasaran.

Sebagai contoh, konten pamer harta Atta Halilintar memberikan tas Hermes Rp 1,4 miliar pada Aurel Hermansyah sukses meraup 1,7 juta penonton dalam satu hari saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com