Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panji Petualang Ungkap Alasan Munculnya Kobra di Permukiman

Kompas.com - 19/12/2019, 07:02 WIB
Rintan Puspita Sari,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

Panji menyebut hal itu adalah tindakan yang salah besar.

"Ada metode sebenarnya secara medis yang dianjurkan adalah imobilisasi. Itu WHO yang ngasih sarannya. Metode diisap itu tidak boleh dilakukan," ucap Panji.

Baca juga: Ular Kobra Masuk ke Posko Damkar Jember

4. Tips menolong orang yang digigit ular

Menurut Panji, pertolongan pertama yang benar justru dengan memasang papan kayu pada area yang digigit layaknya orang patah tulang.

"Bukan diikat, tapi dibidai atau digip. Semakin banyak gerak, akan semakin membuat bisa (racun) menyebar," tutur Panji.

Membidai tangan adalah meletakkan pelat dari kayu seperti penanganan pada patah tulang, kemudian kayu tersebut diikat di bagian tubuh yang digigit.

Baca juga: Panji Petualang: Habitat Ular Kobra Tersingkir karena Pembangunan

Tujuannya adalah mencegah gerakan yang akan membuat racun beredar dalam tubuh.

"Pada dasarnya, bisa ular menjalar bukan dari darah, tapi melalui kelenjar getah bening. Sedangkan kelenjar getah bening bukan ada di pembuluh darah, tapi ada di bawah otot. Semakin otot banyak bergerak, semakin racun bergerak juga," ujar Panji.

Selain itu, Panji menyarankan untuk tidak lagi mengikat bagian yang digigit dan agar tidak melakukan banyak gerakan selama dirawat.

Baca juga: Panji Petualang Bagikan Tips Atasi Gigitan Ular Kobra

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com