JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai rawit merupakan salah satu jenis cabai yang terkenal dengan rasa pedasnya. Cabai ini memiliki ukuran kecil, sehingga dikenal juga dengan nama cabai kecil.
Cabai rawit tergolong sebagai tanaman tahunan yang bisa hidup dua hingga tiga tahun apabila dipelihara dengan baik.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Rawit di Polybag, Mudah untuk Pemula
Budidaya cabai rawit umumnya sama dengan cabai merah. Namun, jarak tanam dan pemupukan cabai rawit harus diperhatikan dengan baik agar pertumbuhan dan panennya maksimal.
Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Selasa (26/3/2024), berikut teknik budidaya cabai rawit yang benar agar panennya maksimal.
Tanaman cabai rawit bisa ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi. Akan tetapi, tanaman ini lebih cocok ditanam di ketinggian 0 hingga 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Selain ketinggian tempat, kondisi media tanam juga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman ini. Cabai rawit membutuhkan tanah yang gembur dan kaya bahan organik dengan pH antara enam sampai tujuh.
Baca juga: Trik Menanam Cabai Rawit agar Buahnya Lebat
Langkah budidaya cabai rawit lainnya yaitu menyemai benih di bedengan semai yang dibuat dengan arah utara ke selatan. Media semai dibuat dari campuran tanah dan kompos steril dengan perbandingan 1:1.
Benih kemudian ditaburkan secara merata di atas media semai, kemudian ditutup dengan tanah tipis, disiram, lalu ditutup dengan daun pisang.
Daun pisang dibuka secara bertahap. Setelah umur bibit cabai kurang lebih tujuh hari, bibit cabai dipindahkan ke wadah yang terbuat dari daun pisang.
Di dalam wadah tersebut sudah diisi campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1. Bibit yang dipindahkan harus sehat dan pertumbuhannya bagus.
Bibit cabai sudah bisa dipindahkan ke lahan saat berumur kurang lebih 30 hingga 35 hari setelah semai atau sudah memiliki lima hingga enam helai daun.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Cabai Rawit di Polybag agar Cepat Berbuah
Apabila lahan yang akan ditanami tergolong sebagai lahan kering, maka tanah harus dibajak terlebih dahulu dengan cara mencangkul sedalam 30 hingga 40 cm.
Lalu, bongkahan tanah dihaluskan dan sisa pertanaman sebelumnya dibersihkan agar tidak menjadi sumber penyakit.
Setelah itu, buat bedengan dengan lebar 1 hingga 1, 2 meter, tinggi 40 sampai 50 cm, dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antara bedengan dibuat sekitar 40 hingga 50 cm.
Jika tanah terlalu asam, maka aplikasikan kapur pertanian saat melakukan olah lahan. Selain kapur pertanian, aplikasikan juga pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Baca juga: Simak, Cara Menanam Cabai Rawit untuk Pemula
Selanjutnya, pasang mulsa di atas bedengan. Lalu, buat jarak tanam 70 x 70 cm atau 60 x 70 cm. Lalu, buat lubang tanam sesuai dengan jarak yang sudah dibuat dan biarkan semalaman.
Keesokan harinya bibit baru bisa ditanam di lubang tanam tersebut. Setelah itu, tutup lubang tanam dan pastikan akar bibit cabai tertimbun tanah.
Pemeliharaan tanaman cabai rawit terdiri dari penyulaman, pemasangan ajir, penyiraman, pengaturan drainase, penyiangan, penggemburan, dan pemupukan.
Penyulaman dilakukan maksimal dua minggu setelah tanam. Penyulaman berguna untuk mengganti bibit yang mati atau pertumbuhannya tidak maksimal.
Pemasangan ajir dilakukan dengan cara menancapkan bilah bambu di dekat tanaman untuk menopang tajuk tanaman. Selain penyulaman dan pemasangan ajir, lakukan juga penyiraman dengan rutin, terutama saat musim kemarau.
Baca juga: Pupuk Racikan agar Tanaman Cabai Rawit di Polybag Berbuah Lebat
Sedangkan pada musim hujan, pengaturan drainase harus dilakukan agar bedengan tanam tidak tergenang dan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.
Sementara itu, penyiangan dilakukan saat tanaman berumur satu bulan. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman cabai.
Lakukan juga pemupukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pupuk yang dibutuhkan, meliputi; 10 sampai 30 ton/ha pupuk kandang, Urea 200 sampai 300 kg/ha. SP-36 200 sampai 300 kg/ha. dan KCl 150 hingga 250 kg/ha.
Baca juga: Teknik Pemupukan Cabai Rawit ala Petani agar Berbuah Lebat
Pemberian pupuk kandang dan kapur pertanian dilakukan saat olah lahan. Sedangkan pupuk buatan yang digunakan sebagai pupuk dasar ditaburkan secara merata di larikan tanaman.
Pemberian pupuk sebelum memasang mulsa cukup setengah dosis. Sisanya, pupuk susulan diberikan saat tanaman berumur satu bulan.
Pemupukan susulan diberikan dengan cara disiram atau dikocor dengan dosis 150 sampai 250 ml larutan pupuk.
Teknik budidaya cabai rawit selanjutnya yaitu mengendalikan hama dan penyakit yang mengganggu tanaman. Pengendalian organisme pengganggu tanaman bisa dilakukan menggunakan pestisida.
Akan tetapi, aplikasi pestisida harus benar sesuai dengan petunjuk pemakaian agar pestisida bisa bekerja dengan efektif.
Baca juga: Cara Membasmi Kutu Putih Secara Alami, Pakai Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit bisa dipanen buahnya mulai merah. Cara panen cabai rawit cukup dipetik menggunakan tangan dengan hati-hati.
Setelah itu, simpan buah di dalam keranjang. Lalu, simpan di tempat kering dan sejuk dengan sirkulasi udara baik agar kualitasnya tetap terjaga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.