JAKARTA, KOMPAS.com - PT HM Sampoerna Tbk terus mewujudkan komitmen dalam melestarikan lingkungan melalui berbagai aksi iklim, termasuk meningkatkan kesadaran tentang pengelolaan limbah melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
Dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (27/9/2023), perseroan bekerja sama dengan Waste4Change, organisasi yang peduli pada pengelolaan sampah bertanggung jawab, menggelar pelatihan pengolahan sampah di Wisata Kebon Jatidipala, Dusun Kalen Kalong, Desa Sumberjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Koordinator Unit Pengelolaan Sampah Organik, Waste4Change, Khairunnisa Yusmalina Humaam, mengenalkan konsep "Kumpul, Pilah, Angkut, Buang" kepada para warga Desa Sumberjaya yang hadir pada pelatihan tersebut.
Baca juga: Kelola Air dan Sampah, Biopori Dipasang di 2 Desa di Karawang
"Kita harus bisa mengurangi sampah yang dibakar. Caranya, dengan memilah mana sampah yang organik dan anorganik dan mengolahnya secara terpisah," kata Yusmalina.
"Khusus untuk sampah organik, daripada ditimbun, bisa dikumpulkan di lubang biopori. Tujuannya, agar bisa diambil sebagai pupuk kompos," imbuhnya.
Ia menerangkan, sumur biopori sendiri adalah lubang silindris sedalam 30 sampai 100 cm yang diperkokoh dengan pipa PVC yang dilubangi di sampingnya.
"Dengan adanya biopori, luas area penyerapan bertambah, mencegah banjir kala hujan. Kalau ada hujan, langsung masuk ke yang paling bawah. Resapan dibantu sampah organik," terangnya," tuturnya.
Baca juga: Lestarikan Lingkungan, 40 Sumur Biopori Dipasang di Karawang
Secara terpisah, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna Ishak Danuningrat mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian acara guna memeringati Hari Bersih-Bersih Sedunia 2023.
Selain memberikan pelatihan, Sampoerna juga memberikan bantuan 40 alat sumur biopori untuk dipasang di sekitar pemukiman warga Desa Sumberjaya, serta bibit mangrove untuk ditanam di area desa yang berdekatan dengan wilayah pesisir.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.