Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Sebaiknya Mencuci Celana Jeans? Ini Durasinya

Kompas.com - 12/06/2023, 19:40 WIB
Esra Dopita Maret

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jeans adalah material atau item fashion yang banyak diminati kalangan, dari kelas atas, menengah, bawah serta wanita dan pria.

Hal ini karena jeans merupakan item fashion yang tak lekang oleh waktu dan mudah dipadupadankan item lain. 

Baca juga: Seberapa Sering Celana Jeans Harus Dicuci?

Namun, ada satu hal yang menjadi perdebatan tentang jeans, yakni kapan sebaiknya mencuci celana jeans?. Perdebatan ini telah berlangsung selama puluhan tahun. 

Seberapa sering harus mencuci celana jeans tergantung pada sejumlah faktor, termasuk bahan, pewarna, dan perasaan pribadi Anda terhadap bakteri.

Dikutip dari How Stuff Works, Senin (12/6/2023), Ben Bowlin, pembawa acara video BrainStuff, memberi tahu beberapa informasi yang mengejutkan bahwa jeans hanya dicelup sebagian pada proses pembuatannya.

Jadi, jika Anda lebih suka warna nila yang pekat, pikirkan baik-baik sebelum memasukkan celana jeans ke mesin cuci dan pastikan membaliknya. 

Baca juga: Cara Menghilangkan Noda Minyak pada Celana Jeans

Ilustrasi mencuci celana jeans di mesin cuci. SHUTTERSTOCK/ALEKSANDR FINCH Ilustrasi mencuci celana jeans di mesin cuci.
Jeans terbuat ketika serat kapas dibuat menjadi tenunan kepar. Dalam tenunan kepar, benang yang disebut benang pakan ditenun melintang, melewati dan di bawah serat lungsin yang ditempatkan secara vertikal.

Biasanya, hanya benang lungsin yang diwarnai. Ini berarti benang pakan tetap berwarna putih, kualitas yang membuat bagian dalam jeans biru menjadi lebih terang.

Ditambah, warna biru pada benang lungsin berasal dari pewarna indigo - pewarna yang tidak menembus serat kapas.

Indigo berada di atas permukaan setiap benang yang membentuk benang, molekul-molekulnya terkelupas seiring berjalannya waktu dan menyebabkan kain memudar. 

Baca juga: Trik Mencuci Pakaian Berbahan Jeans di Mesin Cuci agar Tetap Awet

Jeans yang sudah dicuci dan mengalami tekanan artifisial telah dipecah sehingga Anda dapat langsung melihat pudarnya.  

Jeans berbahan murni terasa kaku dan akan memudar secara alami dari waktu ke waktu dalam pola yang sesuai dengan aktivitas Anda.

Semakin lama tidak mencuci celana jeans, semakin menampilkan pola pudar yang disesuaikan. Sebaliknya, apabila bisa menunggu untuk mencuci celana jeans, ini dapat mempertahankan warna nila dan tekstur denim yang kaku.

Selain itu, mengatasi bau dengan menyemprotkan jeans memakai semprotan kain. Namun, bagaimana dengan bakteri yang ada di bagian bawah celana jeans? 

Baca juga: Jangan Lagi Masukkan Celana Jeans ke Dalam Freezer, Tak Ada Gunanya

Ilustrasi celana jeans. PIXABAY/PUBLICDOMAINIMAGES Ilustrasi celana jeans.
Pada 2011, seorang mahasiswa mikrobiologi di University of Alberta, Kanada, mengujinya. Ia tidak mencuci celana jeans miliknya selama 15 bulan, lalu menguji kandungan bakteri pada denim tersebut.

Dia juga membandingkan temuannya dengan celana jeans lain yang dicuci dua minggu sebelumnya. Kandungan bakteri pada kedua celana jeans itu hampir sama.

Otoritas jeans yang tidak kalah hebatnya dari Levi's merekomendasikan mencuci celana jeans setiap 10 kali pemakaian. 

Jadi, jika tidak mencuci celana jeans, bagaimana menjaganya tetap bersih?

Levi's, merek jeans, merekomendasikan membekukan jeans untuk membunuh bakteri dan bau, sesuatu yang kemudian terbukti hanya mitos. 

Baca juga: Trik Mempertahankan Warna Celana Jeans Hitam dengan Cuka dan Garam

Sebagian besar bakteri pada jeans berasal dari kulit kita dan kuman-kuman ini beradaptasi untuk hidup pada suhu rendah.

Stephen Cary, ahli mikroba beku di University of Delaware, Amerika Serikat, menyarankan sebaiknya memanaskan celana jeans hingga 121 derajat Cescius selama 10 menit sebelum mencuci celana jeans. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com