Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Hama Penyebab Daun Cabai Keriting dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 23/01/2023, 19:52 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam budidaya cabai, seringkali ditemukan masalah pada tanaman, salah satunya daun cabai keriting. Masalah ini menyebabkan nutrisi tidak bisa diproses secara sempurna dan tanaman tidak tumbuh lebat, sebab daun adalah tempat tanaman memproses nutrisi.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (23/1/2023), apabila daun tanaman bermasalah, maka tanaman tersebut akan sulit memproses makanannya sendiri, selanjutnya produktivitas tanaman menurun.

Kini dapat merugikan petani bahkan dapat mengakibatkan gagal panen. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mengenai penyebab daun cabai keriting dan cara mengatasinya.

Baca juga: Sabun Cuci Piring dan Daun Sirsak Bisa Atasi Daun Cabai Mengeriting

Tanaman cabai hijauTanaman cabai hijau Tanaman cabai hijau

Selain disebabkan oleh kekurangan asupan air lebih sering disebabkan oleh gangguan OPT atau organisme pengganggu tanaman berupa hama.

Setidaknya ada tiga hama penting yang serangannya dapat menyebabkan daun cabai keriting, yaitu thrips, tungau, dan aphids.

Ketiga hama yang sering menyerang tanaman cabai ini tergolong jenis hama kutu, hama-hama ini dapat menyerang sepanjang musim, di manapun tanaman berada dan menyerang semua jenis tanaman cabai.

Hama thrips, tungau, dan aphids memiliki cara menyerang tanaman cabai yang hampir sama, namun gejala serangan dan akibat serangan sangat berbeda.

Baca juga: Ketahui, 4 Patogen Penyebab Penyakit Layu Tanaman Cabai

Serangan dari ketiga jenis kutu—kutuan tersebut sama-sama menyebabkan daun cabai keriting dan mengerut. Akan tetapi, jika dicermati secara seksama akibat serangan ketiga hama sangat berbeda.

1. Thrips (Thrips tabacci)

Ilustrasi hama thrips pada tanaman. SHUTTERSTOCK/TOMASZ KLEJDYSZ Ilustrasi hama thrips pada tanaman.

Thrips adalah hama kutu yang mengisap pucuk daun berukuran tubuh sangat kecil. Panjang tubuhnya hanya 1 sampai 1,2 mm, berwarna hitam dengan bercak merah.

Thrips dewasa memiliki sayap dan rambut pada tubuhnya. Nimfa atau hewan muda tidak memiliki sayap dan berwarna kekuningan.

Hama thrips biasanya berada pada permukaan daun bagian atas. Pada musim hujan hama thrips berlindung di bagian bawah daun.

Baca juga: 8 Tips Menanam Cabai Rawit agar Hasil Melimpah

Hama thrips memiliki mobilitas (pergerakan) yang sangat tinggi, mampu meloncat ke tanaman lain. Hama ini dapat dilihat dengan kasat mata pada bunga-bunga tanaman cabai dan di atas permukaan daun cabai.

Thrips menyerang dengan cara menghisap cairan pada daun tanaman cabai.

Gejala serangan hama thrips adalah sebagai berikut. Pertama, thrips menyerang daun cabai yang masih muda atau pucuk daun.

Daun cabai menjadi keriting, mengerut dan melengkung ke atas. Daun cabai yang terserang thrips berwarna keperakan, dan mudah rontok.

Baca juga: Gunakan Kedua Pupuk Ini untuk Membuat Cabai Berbuah Lebat

Hama ini merontokkan bunga dan akhirnya dapat penurunan produktivitas tanaman. Gejala serangan thrips yang mudah diketahui adalah timbul garis atau bercak putih mengkilap pada daun, lama kelamaan berubah menjadi kecoklatan dengan bintik hitam.

Cara mengendalikan hama thrips

  • Sanitasi lahan atau pembersihan gulma pengganggu.
  • Gunakan mulsa plastik hitam perak.
  • Atur jarak tanam sehingga tidak terlalu rapat.
  • Tidak menanam bekas tanaman cabai, tomat, bawang merah, jeruk, dan tanaman lain yang disukai thrips.
  • Buat tanaman pembatas seperti jagung, tanaman refugia atau tanaman lainnya sebagai tanaman perisai berpindahnya hama.
  • Aplikasi akarisida yang berbahan aktif Abamectin, misalnya Demolish, agrimax, bamex, calebtin, atau alfamex.
  • Pemulihan tanaman yang telah sembuh dari serangan hama thrips dapat dilakukan dengan pemupukan dan penyemprotan zat perangsang tumbuh seperti GA3, Atonik, atau pupuk daun.

Baca juga: Gunakan Kedua Pupuk Ini untuk Membuat Cabai Berbuah Lebat

Ilustrasi daun tanaman cabai yang terserang hama tungau.SHUTTERSTOCK/WORACHAT TOKAEW Ilustrasi daun tanaman cabai yang terserang hama tungau.

2. Tungau (mites)

Tungau berukuran tubuh sangat kecil dan memiliki delapan kaki. Tungau berwarna kuning dan warna merah, berada di bawah permukaan daun.

Serangan tungau dapat meluas dengan cepat pada musim kemarau, karena hama tungau lebih cepat berkembang biak pada periode tersebut.

Seekor tungau betina tunggal berkembang biak hingga satu juta ekor tungau selama satu bulan. Telur tungau dapat menetas dalam waktu 3 hari kemudian menjadi dewasa setelah berumur 5 hari.

Hama ini dapat bertahan hidup selama dua hingga empat minggu. Tungau mengisap jaringan mesofil sehingga menghambat fotosintesis tanaman cabai.

Baca juga: Gunakan Kedua Pupuk Ini untuk Membuat Cabai Berbuah Lebat

Gejala serangan tungau yang spesifik adalah daun muda keriting dan melengkung atau menggulung ke bawah, menebal berbentuk seperti sendok terbalik. Serangan selalu dimulai dari pucuk daun atau tunas muda.

Daun yang terserang mengalami perubahan bentuk dan pertumbuhan tunas terhenti.

Selain itu, gejala serangan juga ditandai dengan munculnya bintik kuning di permukaan daun. Bintik tersebut lama kelamaan melebar lalu berubah menjadi kecoklatan dan akhirnya menghitam.

Bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus.

Ilustrasi tanaman cabai merah besar. SHUTTERSTOCK/ORLIO Ilustrasi tanaman cabai merah besar.

Baca juga: 3 Hama Penyebab Daun Tanaman Cabai Keriting dan Cara Mengatasinya

Daun cabai yang terserang berwarna kecoklatan keriting, mengecil dan pada serangan parah daun cabai berguguran hingga tidak tersisa.

Selain menyerang daun kering dan gugur, hama tungau juga menyerang batang muda dan pucuk tanaman dan bisa mengakibatkan bunga cabai menguning dan kerontokan hingga tanaman cabai tidak mampu berbuah sama sekali.

Cara mengendalikan serangan tungau

  • Menjaga kebersihan lahan dan lingkungan.
  • Gunakan mulsa plastik hitam perak.
  • Tanaman cabai sebaiknya tidak berdekatan dengan tanaman semangka, kacang panjang dan melon.
  • Hindari penanaman bekas tanaman cabai.
  • Pengamatan rutin untuk memantau perkembangan tanaman dan serangan hama tungau,

Baca juga: Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri Tanaman Cabai, Apa Bedanya?

  • Penyemprotan insektisida nabati dengan eksrtak tembakau, bawang putih yang dicampur sedikit deterjen. Lakukan penyemprotan pada pagi atau sore hari setiap dua hari sekali.
  • Jika insektisida nabati (brotowali, kunyit) maupun insektisida kimia tidak mampu lagi gunakan akarisida yang mengandung bahan Abamectin (demolish 18 EC), diapentiuron, piridaben (samite). Semprotkan pada tanaman yang terserang hama dengan waktu penyemprotan yang efektif dilakukan pada sore hari.

Ilustrasi hama aphids pada daun tanaman cabai.SHUTTERSTOCK/MARIMA Ilustrasi hama aphids pada daun tanaman cabai.

3. Aphids atau kutu daun

Aphids atau kutu daun berbeda dengan thrips dan tungau. Aphids berukuran lebih besar tidak mudah meloncat atau berpindah.

Hama aphids berwarna hijau kehitaman ada yang bersayap dan tidak bersayap.

Baca juga: Dosis dan Cara Mengaplikasikan Pupuk ZA untuk Tanaman Cabai

Tidak hanya menyerang daun juga menyerang batang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan tanaman.

Kutu ini sifatnya berkoloni (bergerombol), bersembunyi di bawah permukaan daun, tepi daun dan pada batang tanaman cabai.

Gejala serangan kutu daun adalah sebagai berikut. Pertama, terlihat banyak semut bergerombol pada batang tanaman cabai.

Daun dan batang tanaman cabai mengerut dan keriting akan terhambat pertumbuhannya. Kutu daun mengeluarkan embun madu yang sangat disukai semut serta menyebabkan pertumbuhan jamur embun jelaga dan menghambat proses fotosisntesis.

Baca juga: Cara Menanam Cabai Hidroponik Sederhana Pakai Botol Plastik Bekas

Ilustrasi hama kutu daun. SHUTTERSTOCK/VERA LARINA Ilustrasi hama kutu daun.

Daun cabai yang terserang berwarna hitam, pertumbuhan terhambat, keriting dan pertumbuhan tidak normal.

Daun seringkali menjadi layu, menguning, dan akhirnya rontok. Selain itu, kutu daun juga mengeluarkan senyawa toksin melalui air liurnya sehingga tanaman cabai menjadi kerdil, dan terbentuk puruh pada helaian daun.

Kutu daun juga merupakan salah satu vektor (pembawa penyakit) yang menyebabkan tanaman cabai terkena virus mozaik.

Kutu daun yang mengisap tanaman yang sudah terkena virus mozaik dari suatu tempat atau tanaman lainnya dapat menularkan ke tanaman cabe yang masih sehat, melalui sedotan atau alat isap mulut.

Baca juga: Penyakit Tanaman Cabai Saat Musim Hujan dan Cara Mengendalikannya

Cara mengendalikan hama kutu daun

  • Menjaga kebersihan lahan dari gulma.
  • Gunakan mulsa plastik hitam perak, hindari penanaman di lahan bekas atau dekat tanaman kacang panjang.
  • Memasang perangkap perekat berwarna kuning.
  • Gunakan pestisida nabati.
  • Aplikasi insektisida seperti sevin, Dharmabas, regent, jargon atau marshal.

Ketiga jenis hama kutu-kutuan tersebut merupakan penyebab utama daun cabai keriting.

Ketiganya memiliki tipe serangan yang sama dengan gejala yang berbeda.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Penyakit Daun Keriting pada Tanaman Cabai

Cara paling tepat untuk meminimalisir serangan kutu tersebut adalah lakukan pengamatan pada pucuk tanaman setiap tujuh hari sekali jika ada tanda-tanda pada pucuk tanaman cabai kelihatan keriting segera dilakukan pengendalian, dan sebaiknya menanam cabe pada lahan yang steril.

Lahan yang steril adalah lahan yang belum pernah ditanami cabai, lahan yang sudah lama tidak ditanami cabai. Lahan yang jauh dari tanaman cabe yang sudah tua dan lahan yang tidak berdekatan dengan tanaman inang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com