Sekitar abad ke-17, anjing Akita inu menjadi simbol status. Kepemilikan ras anjing ini dibatasi untuk aristokrasi atau kaum bangsawan Jepang.
Akita inu menjalani gaya hidup mewah dengan ritual makan yang rumit serta memiliki kalung mewah dan kalung khusus untuk menunjukkan pangkat dan status pemiliknya di tangga sosial Jepang.
Anjing-anjing yang dimanjakan digunakan untuk berburu babi hutan, rusa, dan hewan besar lainnya. Beberapa pemilik bahkan menyewa pengasuh khusus, yang terkadang ditugaskan untuk merawat hanya satu anjing.
Memiliki anjing Akita inu bagi rakyat jelata adalah hal ilegal. Selain itu, anjing ini sangat dihormati sehingga mereka yang menyakiti Akita inu bakal dipenjara.
Namun, pada abad ke-19, Kaisar Taisho mengubah undang-undang sehingga setiap warga negara dapat memiliki anjing Akita inu.
Baca juga: Fakta-fakta Anjing Shiba Inu, Anjing Asal Jepang yang Menggemaskan
Pada awal abad ke-20, Akita inu disilangkan dengan berbagai ras anjing tangguh seperti Mastiff, Great dane, dan St. Bernard dalam upayamengumpulkan mereka ke lubang pertempuran.
Akita ini juga disilangkan dengan anjing Tosa (Tosa untuk stamina dan Akita untuk kekuatan) dan disebut Shin-Akita atau "Akita yang ditingkatkan".
Konon, tidak seperti di negara lain, adu anjing di Jepang bukan pertarungan sampai mati. Anjing-anjing itu dilengkapi dengan perlengkapan rumit dan perkelahian dibubarkan sebelum salah satu anjing terluka parah.
Baca juga: 5 Fakta Unik Anjing Bulldog, dari Sejarah Kelam sampai Sulit Beranak
Hachiko adalah fakta menarik anjing Akita inu. Ini adalah kisah anjing paling terkenal di Jepang dan telah mendunia. Hachiko adalah ras anjing Akita inu. Kisah Hachiko bermula pada 1920-an di Tokyo.
Hachiko selalu menemani pemiliknya berjalan ke stasiun kereta dan setiap hari menunggu dengan sabar pemiliknya pulang kerja, kemudian berjalan pulang bersamanya.
Rutinitas ini berlangsung hingga 1925 sampai sang pemilik akhirnya meninggal dunia di tempat kerjanya, yang membuat pemilik tidak pernah kembali ke stasiun kereta.
Meski begitu, anjing Akita inu tetap setia menunggu di sana selama 10 tahun. Kesetiaan luar biasa anjing itu menarik perhatian orang Jepang, lalu memberi makan dan mengunjungi anjing itu.
Namun, pada 1935, Hachiko mati. Kematiannya membuat seluruh negeri Jepang berduka. Akhirnya, dirikanlah sebuah patung perunggu Hachiko untuk mengenangnya.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Anjing Lhasa Apso, Ras Purba dan Dianggap Suci
Pada 1943, Jepang dilanda penjatahan ketat dan banyak pemilik hewan peliharaan tidak mampu memberi makan serta merawat anjing besar mereka. Akhirnya, jalan-jalan dibersihkan dari anjing apa pun, kecuali German shepherd yang digunakan sebagai anjing penjaga.
Dalam upaya menyelamatkan Akita inu, peternak yang setia memberi anjing mereka nama yang terdengar Jerman dan menyembunyikannya di desa-desa terpencil, berharap bisa keluar dari sisa perang tanpa menarik perhatian.
Bahkan patung Hachiko di Tokyo pun tidak aman—patung perunggu itu dilebur untuk digunakan sebagai senjata. Namun, pada 1948, patung Hachiko kembali dibangun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.