Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Seputar FLUTD pada Kucing yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 05/12/2022, 12:19 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

Sumber PetMD

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa pemilik kucing telah menganggap sahabat bulu seperti anggota keluarga sendiri. 

Tak heran, mereka akan memennuhi semua kebutuhan kucing peliharaan, dari lingkungan yang bersih, pakan yang bernutrisi, hingga pengayaan yang tepat.

Baca juga: Kucing Sulit Buang Air Kecil? Hati-hati Gejala FLUTD

Meski begitu, kucing tetap bisa terkena penyakit, salah satunya Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD).

FLUTD adalah penyakit yang berkaitan dengan kandung kemih dan uretra kucing. Penyakit ini lebih sering menyerang kucing jantan.

Ada berbagai fakta seputar FLUTD yang perlu diketahui guna menghindari kucing peliharaan dari penyakit ini seperti berikut, Senin (5/12/2022).

Istilah umum untuk beberapa kondisi

Ilustrasi kucing Korat.UNSPLASH / Liona Toussaint Ilustrasi kucing Korat.

Dokter hewan Jamie Lovejoy menuliskan dalam PetMD, FLUTD adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa kondisi yang mempengaruhi saluran kemih bagian bawah kucing, termasuk uretra dan kandung kemih. 

Baca juga: 6 Cara Menjauhkan Kucing Peliharaan dari Pohon Natal agar Tak Merusak

Penyebab mendasarnya sulit diidentifikasi

Menurut Lovejoy, FLUTD dapat membuat pemilik kucing dan dokter hewan merasa frustrasi karena penyebab yang mendasarinya sulit diidentifikasi.

“Tingkat keparahan penyakitnya bisa bervariasi. Sebagian besar kasus FLUTD bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan, diet, dan perubahan lingkungan,” terangnya.

Bisa menyerang kucing pada usia berapa pun

FLUTD bisa menyerang kucing pada usia berapa pun, tergantung penyebab yang mendasarinya. FLUTD lebih sering terlihat pada kucing muda hingga paruh baya. 

Namun, penyakit ini juga bisa dialami anak kucing, bahkan kucing senior yang tidak pernah menunjukkan gejala.

Baca juga: Pemilik Harus Tahu, Kenali dan Waspadai Gejala FLUTD pada Kucing

Ada beberapa tipe FLUTD

Ilustrasi kucing Himalaya dengan warna bulu abu-abu yang memiliki tampilan mirip dengan kucing Kashmir.Shutterstock/Riana Ambarsari Ilustrasi kucing Himalaya dengan warna bulu abu-abu yang memiliki tampilan mirip dengan kucing Kashmir.

Sepertidisebutkan sebelumnya, saat ini FLUTD digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan tanda-tanda klinis dari beberapa sindrom yang bisa terjadi sendiri atau dalam kombinasi.

Beberapa kondisi yang menyebabkan FLUTD mencakup infeksi saluran kemih atau Urinary Tract Infection (UTI), batu kandung kemih atau urolithiasis, Feline Idiopathic Cystitis (FIC), dan kanker kandung kemih atau uretra.

  • UTI pada kucing

Lovejoy mengatakan UTI adalah penyebab paling umum FLUTD. UTI disebabkan bakteri yang menyerang uretra atau kandung kemih dan paling sering terjadi pada kucing betina.

Faktor risiko UTI mencakup obesitas, perawatan yang buruk, penyakit seperti diabetes atau batu ginjal, atau perubahan anatomi pada kandung kemih atau uretra. 

Baca juga: 5 Cara Membiakkan Kucing Persia

  • Urolithiasis pada kucing

Urolithiasis dapat terjadi pada kucing dengan UTI. Batu yang tidak disebabkan oleh infeksi dianggap sebagai hasil dari kombinasi diet dan genetika. 

“Batu kandung kemih bisa berkisar dari sangat tidak nyaman hingga mengancam jiwa,” ungkap Lovejoy.

Ia melanjutkan, kucing dengan batu kandung kemih berisiko mengalami obstruksi uretra atau tersumbatnya saluran keluar urine. Kondisi kedua dapat menyebabkan kematian dalam beberapa jam.

Baca juga: Bahaya dan Cara Mencegah Toksoplasmosis pada Kucing serta Manusia

  • FIC pada kucing

Ilustrasi kucing Ragdoll.Shutterstock/Fazymazy Ilustrasi kucing Ragdoll.

Terkait FIC, kucing mengalami radang kandung kemih. Namun, ujar Lovejoy, penyebabnya bukan bakteri atau batu.

Sayangnya, FIC sama parahnya dengan bentuk FLUTD lainnya dan masih dapat menyebabkan obstruksi uretra pada kucing jantan.

  • Kanker kandung kemih atau uretra

Lovejoy menjelaskan, kanker kandung kemih atau uretra merupakan penyebab FLUTD yang jarang terjadi, tetapi kondisi yang serius.

Untuk menyingkirkan kemungkinan ini, pemeriksaan lengkap harus dilakukan pada kucing dengan FLUTD meski ada dugaan UTI, batu kandung kemih, atau FIC.

Baca juga: Bahaya Kucing Tidur di Kotak Pasir dan Cara Mengatasinya 

Pipis sembarangan jadi tanda paling umum

Tanda FLUTD paling umum adalah kucing pipis sembarang alias di luar kotak pasir seperti tumpukan pakaian, tempat tidur, dan karpet.

“Beberapa kucing mungkin memilih satu lokasi, tetapi kucing lainnya buang air kecil di seluruh rumah,” papar Lovejoy.

Berhubungan dengan stres

Ilustrasi kucing, bulu kucing, kucing berbulu panjang. PIXABAY/MRSEMILYHOPPER Ilustrasi kucing, bulu kucing, kucing berbulu panjang.

Lovejoy mengungkapkan, ada studi terkemuka yang menunjukkan hubungan antara gejala FLUTD dan stres atau persepsi ancaman di lingkungan kucing.

Hal-hal umum yang mungkin tidak terlihat sebagai penyebab stres pada kucing, misalnya aroma tertentu, suara bising, bahkan perubahan furnitur. Sumber stres yang lebih terlihat seperti kucing liar di luar rumah, bayi baru lahir, dan kehilangan anggota keluarga.

“Kami masih belum yakin bagaimana kejadian dan situasi stres ini menyebabkan perubahan fisik pada kandung kemih kucing,” ujarnya.

Baca juga: 4 Penyebab Pembengkakan Kelenjar Getah Bening pada Kucing 

Diagnosisnya bisa rumit

Diagnosis FLUTD bisa menjadi rumit dan sering bergantung pada kombinasi temuan pemeriksaan fisik, hasil tes, serta riwayat pasien.

Menurut Lovejoy, dokter hewan minimal akan melakukan urinanalisis untuk menyingkirkan kemungkinan UTI. Beberapa kasus mungkin memerlukan kultur urine jika infeksi sulit ditemukan atau tidak merespons antibiotik awal. 

“Dokter hewan juga mungkin mengambil sampel darah untuk mencari infeksi sistemik, diabetes, dan penyakit ginjal. Kondisi-kondisi ini mungkin memiliki gejala yang serupa dengan FLUTD,” terang Lovejoy.

Menurutnya, diagnosis dan pengobatan FLUTD yang berhasil sering kali membutuhkan banyak informasi tentang bagaimana kucing berinteraksi dengan lingkungannya di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Memanfaatkan Bunga dari Taman untuk Dekorasi Rumah

Cara Memanfaatkan Bunga dari Taman untuk Dekorasi Rumah

Pets & Garden
Cara Menghilangkan Noda Slime pada Pakaian

Cara Menghilangkan Noda Slime pada Pakaian

Do it your self
5 Cara Menanam Bawang Putih di Pot

5 Cara Menanam Bawang Putih di Pot

Pets & Garden
8 Tanaman Hias yang Cocok Diletakkan di Kamar Tidur

8 Tanaman Hias yang Cocok Diletakkan di Kamar Tidur

Pets & Garden
5 Bau yang Menandakan Adanya Tikus di Rumah, Segera Singkirkan

5 Bau yang Menandakan Adanya Tikus di Rumah, Segera Singkirkan

Housing
5 Cara Menyingkirkan Siput dari Kebun

5 Cara Menyingkirkan Siput dari Kebun

Pets & Garden
4 Cara Merawat Pohon Uang agar Tumbuh Subur dan Sehat

4 Cara Merawat Pohon Uang agar Tumbuh Subur dan Sehat

Pets & Garden
Cara Menyetrika Seprai agar Rapi dan Halus

Cara Menyetrika Seprai agar Rapi dan Halus

Do it your self
6 Ide Penyimpanan Selimut di Rumah agar Tetap Rapi

6 Ide Penyimpanan Selimut di Rumah agar Tetap Rapi

Housing
5 Cara Menjaga Seprai Tidak Mudah Bergeser dan Tetap Rapi

5 Cara Menjaga Seprai Tidak Mudah Bergeser dan Tetap Rapi

Home Appliances
Tips agar Tempat Tidur di Rumah Seperti Hotel

Tips agar Tempat Tidur di Rumah Seperti Hotel

Housing
6 Ide Kamar Tidur Balita yang Estetik dan Nyaman

6 Ide Kamar Tidur Balita yang Estetik dan Nyaman

Decor
Dulux Luncurkan #IndonesiaPakaiCatylac, Ajak Konsumen Pilih Cat Berkualitas

Dulux Luncurkan #IndonesiaPakaiCatylac, Ajak Konsumen Pilih Cat Berkualitas

Decor
6 Ide Ruang Tamu Bohemian Minimalis

6 Ide Ruang Tamu Bohemian Minimalis

Decor
5 Ide Dinding Aksen untuk Kamar Tidur Bayi

5 Ide Dinding Aksen untuk Kamar Tidur Bayi

Decor
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com