JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa pemilik kucing telah menganggap sahabat bulu seperti anggota keluarga sendiri.
Tak heran, mereka akan memennuhi semua kebutuhan kucing peliharaan, dari lingkungan yang bersih, pakan yang bernutrisi, hingga pengayaan yang tepat.
Baca juga: Kucing Sulit Buang Air Kecil? Hati-hati Gejala FLUTD
Meski begitu, kucing tetap bisa terkena penyakit, salah satunya Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD).
FLUTD adalah penyakit yang berkaitan dengan kandung kemih dan uretra kucing. Penyakit ini lebih sering menyerang kucing jantan.
Ada berbagai fakta seputar FLUTD yang perlu diketahui guna menghindari kucing peliharaan dari penyakit ini seperti berikut, Senin (5/12/2022).
Dokter hewan Jamie Lovejoy menuliskan dalam PetMD, FLUTD adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa kondisi yang mempengaruhi saluran kemih bagian bawah kucing, termasuk uretra dan kandung kemih.
Baca juga: 6 Cara Menjauhkan Kucing Peliharaan dari Pohon Natal agar Tak Merusak
Menurut Lovejoy, FLUTD dapat membuat pemilik kucing dan dokter hewan merasa frustrasi karena penyebab yang mendasarinya sulit diidentifikasi.
“Tingkat keparahan penyakitnya bisa bervariasi. Sebagian besar kasus FLUTD bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan, diet, dan perubahan lingkungan,” terangnya.
FLUTD bisa menyerang kucing pada usia berapa pun, tergantung penyebab yang mendasarinya. FLUTD lebih sering terlihat pada kucing muda hingga paruh baya.
Namun, penyakit ini juga bisa dialami anak kucing, bahkan kucing senior yang tidak pernah menunjukkan gejala.
Baca juga: Pemilik Harus Tahu, Kenali dan Waspadai Gejala FLUTD pada Kucing
Sepertidisebutkan sebelumnya, saat ini FLUTD digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan tanda-tanda klinis dari beberapa sindrom yang bisa terjadi sendiri atau dalam kombinasi.
Beberapa kondisi yang menyebabkan FLUTD mencakup infeksi saluran kemih atau Urinary Tract Infection (UTI), batu kandung kemih atau urolithiasis, Feline Idiopathic Cystitis (FIC), dan kanker kandung kemih atau uretra.
Lovejoy mengatakan UTI adalah penyebab paling umum FLUTD. UTI disebabkan bakteri yang menyerang uretra atau kandung kemih dan paling sering terjadi pada kucing betina.
Faktor risiko UTI mencakup obesitas, perawatan yang buruk, penyakit seperti diabetes atau batu ginjal, atau perubahan anatomi pada kandung kemih atau uretra.
Baca juga: 5 Cara Membiakkan Kucing Persia
Urolithiasis dapat terjadi pada kucing dengan UTI. Batu yang tidak disebabkan oleh infeksi dianggap sebagai hasil dari kombinasi diet dan genetika.
“Batu kandung kemih bisa berkisar dari sangat tidak nyaman hingga mengancam jiwa,” ungkap Lovejoy.
Ia melanjutkan, kucing dengan batu kandung kemih berisiko mengalami obstruksi uretra atau tersumbatnya saluran keluar urine. Kondisi kedua dapat menyebabkan kematian dalam beberapa jam.
Baca juga: Bahaya dan Cara Mencegah Toksoplasmosis pada Kucing serta Manusia
Terkait FIC, kucing mengalami radang kandung kemih. Namun, ujar Lovejoy, penyebabnya bukan bakteri atau batu.
Sayangnya, FIC sama parahnya dengan bentuk FLUTD lainnya dan masih dapat menyebabkan obstruksi uretra pada kucing jantan.
Lovejoy menjelaskan, kanker kandung kemih atau uretra merupakan penyebab FLUTD yang jarang terjadi, tetapi kondisi yang serius.
Untuk menyingkirkan kemungkinan ini, pemeriksaan lengkap harus dilakukan pada kucing dengan FLUTD meski ada dugaan UTI, batu kandung kemih, atau FIC.
Baca juga: Bahaya Kucing Tidur di Kotak Pasir dan Cara Mengatasinya
Tanda FLUTD paling umum adalah kucing pipis sembarang alias di luar kotak pasir seperti tumpukan pakaian, tempat tidur, dan karpet.
“Beberapa kucing mungkin memilih satu lokasi, tetapi kucing lainnya buang air kecil di seluruh rumah,” papar Lovejoy.
Lovejoy mengungkapkan, ada studi terkemuka yang menunjukkan hubungan antara gejala FLUTD dan stres atau persepsi ancaman di lingkungan kucing.
Hal-hal umum yang mungkin tidak terlihat sebagai penyebab stres pada kucing, misalnya aroma tertentu, suara bising, bahkan perubahan furnitur. Sumber stres yang lebih terlihat seperti kucing liar di luar rumah, bayi baru lahir, dan kehilangan anggota keluarga.
“Kami masih belum yakin bagaimana kejadian dan situasi stres ini menyebabkan perubahan fisik pada kandung kemih kucing,” ujarnya.
Baca juga: 4 Penyebab Pembengkakan Kelenjar Getah Bening pada Kucing
Diagnosis FLUTD bisa menjadi rumit dan sering bergantung pada kombinasi temuan pemeriksaan fisik, hasil tes, serta riwayat pasien.
Menurut Lovejoy, dokter hewan minimal akan melakukan urinanalisis untuk menyingkirkan kemungkinan UTI. Beberapa kasus mungkin memerlukan kultur urine jika infeksi sulit ditemukan atau tidak merespons antibiotik awal.
“Dokter hewan juga mungkin mengambil sampel darah untuk mencari infeksi sistemik, diabetes, dan penyakit ginjal. Kondisi-kondisi ini mungkin memiliki gejala yang serupa dengan FLUTD,” terang Lovejoy.
Menurutnya, diagnosis dan pengobatan FLUTD yang berhasil sering kali membutuhkan banyak informasi tentang bagaimana kucing berinteraksi dengan lingkungannya di rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.